Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Memimpin dengan Hati Jadi Kunci Sukses George Hendrata dengan Tiket.com hingga Hari Ini

Memimpin dengan Hati Jadi Kunci Sukses George Hendrata dengan Tiket.com hingga Hari Ini CEO Tiket.com, George Hendrata. | Kredit Foto: Twitter/Endeavor Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

CEO Tiket.com, George Hendrata mengungkap caranya membentuk culture company yang kuat. Bagi George adalah dengan melakukan 'lead by example'. Seorang pemimpin harus lebih dulu memberikan contoh yang baik kepada karyawannya. Misalnya dalam menangani komplain pelanggan, George menunjukkan betapa pentingnya hal itu.

Dalam rangka lebih mendekatkan diri kepada karyawan, Tiket.com memiliki budaya makan siang bersama karyawan baru setiap dua minggu sekali. George akan memperkenalkan diri, dan karyawan-karyawan tersebut juga akan memperkenalkan diri mereka. Bahkan, George memberikan nomor WhatsApp-nya agar lebih memahami masalah-masalah yang ada dari karyawannya.

Baca Juga: CEO Tiket.com George Hendrata Bagikan Cara Seru Kerja Bareng Milenial

Dalam video YouTube bertajuk "Lenovo ThinkBook CEO Talks - George Hendrata, CEO of tiket.com", George mengatakan bahwa Tiket.com harus memberikan pelayanan yang sama kepada semua pengguna. Ini karena pelayanan yang baik akan membawa kesuksesan kepada perusahaan.

Jadi, budaya 'mendengarkan' dan memutus 'urat kemarahan' menjadi budaya yang cukup melekat di Tiket.com. Meski George sendiri mengakui bahwa hal itu tidaklah mudah dilakukan, namun setiap karyawan yang melakukan on-boarding pasti dilibatkan dalam customer service.

George pun mengungkap bahwa karyawan di Tiket.com didominasi oleh milenial dan zilenial. George mengatakan bahwa budaya kerja 'seperti main' inilah yang disukai generasi sekarang. Tidak banyak politik, dan jika ada masalah langsung dibicarakan. Setiap ada proyek pun, langsung diminta feedback-nya karen George paham betul betapa cepatnya industri ini berubah.

"Mungkin plan hari ini tidak akan berlaku tiga bulan lagi," ujar George.

Lebih lanjut, George juga mengatakan bahwa generasi milenial menyukai mentoring, coaching dan jenjang karir yang jelas. Mereka juga menyukai apapun yang serba cepat, seperti mengajukan cuti lewat aplikasi, mengontak via email, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, George berbicara soal Artificial Intelegence, Cloud Computing hingga Big Data dan meminta orang-orang untuk meng-upgrade diri agar tidak ketinggalan teknologi. Untungnya, George mengatakan generasi saat ini memiliki rasa penasaran yang tinggi sehingga tinggal didorong untuk selalu belajar.

Pemimpin-pemimpin startup juga jangan sampai kaku karena cepatnya perubahan industri tidak bisa membuat rencana yang panjang. Sebagai CEO juga harus membangun relasi dengan banyak orang, dari berbagai industri, agar mengerti tren lebih awal dari orang lain. Karena itu, jangan takut mencoba, dan jangan segan bertanya apakah teknologi baru dapat relevan dengan bisnis yang sedang dijalani.

Terakhir, George membagikan pengalamannya. Bahwa sebagai seorang CEO harus memimpin dari hati dan pikiran, serta agile (cekatan). Bisnis yang mampu bertahan adalah bisnis yang mau mendengarkan konsumen sehingga bisa tetap relevan dengan kondisi pasar. Dengan menjadi pilihan pertama konsumen, maka sebuah perusahaan akan tetap sukses bertahan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: