Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pawang Hujan Mandalika Disebut Syirik, Ade Armando Langsung Bela: Apa Dalilnya?

Pawang Hujan Mandalika Disebut Syirik, Ade Armando Langsung Bela: Apa Dalilnya? Kredit Foto: Instagram/Ade Armando
Warta Ekonomi, Jakarta -

Munculnya Rara Isti Wulandari si pawang hujan di sirkuit Mandalika menjadi sorotan media asing dan dalam negeri.

Rara tampil di hadapan ribuan penonton MotoGP saat hujan lebat mengguyur Mandalika, Minggu 20 Maret 2022. Satu jam setelah beraksi, hujan pun reda. Sehingga akhirnya MotoGP bisa berlangsung dengan lancar dan sukses.

Baca Juga: Ungkap Cara Kerja Pawang Hujan, Mbak Rara: Langit Itu Seperti AC Besar, Remotnya Ada di Saya

Aksi Rara mengusir hujan menuai kritik dan nyinyir dimana-mana dari berbagai kalangan. Tak sedikit pemuka agama yang mengharamkan ritual ini.

Menyebut modifikasi hujan lewat cara supranatural adalah bagian dari musyrik dan ajaran sesat serta tindakan memalukan.

Bagi Ade Armando, segala komentar terhadap Rara si pawang hujan itu jelas mengada-ada. Pegiat media sosial yang juga dosen Universitas Indonesia itu menyebut pawang hujan di Indonesia adalah hal biasa dan lazim.

“Peristiwa-peristiwa besar di Indonesia kerap menghadirkan pawang. Apa ya dalilnya sehingga kehadiran pawang itu dianggap sebagai syirik,” ujarnya dalam tayangan video di kanal YouTube Cokro TV, dilansir pada Kamis (24/3/2022).

Menurutnya, para pawang itu berusaha berkomunikasi dengan dunia supranatural, berhubungan dengan dunia gaib, berhubungan dengan dimensi lain.

“Tapi kenapa dibilang syirik? Musyrik itu menduakan Tuhan. Sementara pawang itu tidak meminta sesuatu dari Tuhan yang lain,” katanya.

Ia menambahkan, kehadiran Rara di MotoGP anggap saja sebagai pertunjukan yang mengasyikkan atau sebuah gimmick yang menjadikan event internasional ini lebih tampak menarik.

Baca Juga: Menggelegar! Bukan Gubernur Rasa Presiden Lagi, Gus Nur Sebut Anies Duplikat Imam Mahdi!

Serta membuat Indonesia tampak eksotis. Dan tentu saja melihat pawang hujan dari sudut pandang kearifan lokal. “Jadi tidak usah ditanggapi sinis, biasa-biasa ajalah,” tukas Ade.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: