Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Respons Aspirasi Warga, Ganjar Pranowo Minta Pemerintah Segera Turunkan Harga Minyak Goreng

Warta Ekonomi, Jakarta -

Menanggapi masih mahalnya harga minyak goreng, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengaku sangat menyayangangkan harga minyak goreng masih cukup tinggi meski stok di pasaran saat ini sudah mulai melimpah.

Ganjar Pranowo, mendorong pemerintah untuk segera menurunkan harga minyak goreng khususnya minyak goreng curah.

Ganjar sempat berkomunikasi dengan sejumlah menteri terkait saat bertemu di acara bersama Presiden pagi tadi. Ganjar mendorong agar distribusi minyak goreng curah seharga Rp 14ribu dimudahkan.

“Kalau setelah sekarang melimpah dengan kebijakan yang HET dicabut, serta merta saat itu migor melimpah tapi mahal. Nah pertanyaannya harga rendah untuk masyarakat yang level bawah itu mana,” kata Ganjar.

Ganjar mencermati sejumlah aturan yang dinilai akan memperlambat distribusi minyak goreng curah. Sebab dalam aturan tersebut, pelaku usaha diwajibkan mendaftar dan mengikuti sejumlah syarat untuk mendapat minyak goreng curah.

“Ini jadi panjang. Maka ini saya teruskan ke Menperin agar dipangkas lebih cepat. Memang harus dikontrol, tapi bagaimana lebih cepat,” ucapnya.

Ganjar juga kembali menegaskan, agar kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) 20 persen diawasi dan dikendalikan. Perusahaan, kata Ganjar, mesti diajak untuk bertanggungjawab atas pelaksanaan DMO tersebut.

Ganjar membeberkan, di Jateng saat ini stok minyak goreng kemasan dengan harga Rp 23.000 /liter ada sebanyak 575.064 liter. Kondisi itu surplus dengan kebutuhan yang tercatat sebanyak 458.064 liter.

Kondisi ini berbeda dengan minyak goreng curah. Ganjar mengatakan, hampir di tiap kabupaten kota kosong.

“Kami sedang upayakan ini untuk mencari terobosan-terobosan dan InsyaAllah nanti melalui BUMN kita akan dapat di tanggal 3-4 april akan datang di (Pelabuhan) Tanjung Emas kurang lebih 3ribu ton minyak curah. Tapi ini kan lama,” kata Ganjar Jum'at 25 Maret 2022.

Sementara untuk menuju ke sana, masyarakat mau tidak mau harus membeli minyak goreng kemasan yang harganya masih tinggi.

“Jangka pendeknya akhirnya mereka harus beli yang 23ribu. Itu jangka pendeknya, itulah keluhan yang muncul kepada kami,” katanya.

Ganjar menjelaskan, jika dihitung sejak bulan Desember pemerintah telah mulai operasi pasar dan ini sudah bulan Maret mau masuk April.

Sebenarnya, kata Ganjar ini (operasi pasar) adalah waktu yang sangat lama untuk sebuah negara yang memproduksi minyak goreng terbesar di dunia.

"Kebijakan mencabut Harga Eceran Tertinggi (HET), memang membuat stok minyak goreng kini melimpah. Tapi tidak berlaku untuk minyak goreng curah. Bahkan di Jateng, stoknya hampir tidak ada," kata Ganjar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: