KemenPPPA Tegaskan Kesetaraan Perempuan dalam Pekerjaan Kunci Keberhasilan Pembangunan
Selain menilai nilai uang dari pekerjaan yang tidak dibayar, sama pentingnya untuk menghitung biaya dari dampak jangka panjang dan lebih luas pada perempuan dan anak perempuan, misalnya bagaimana hal itu mempengaruhi pendidikan, serta konsekuensi bagi kesehatan fisik dan mental.
"Perempuan menanggung bagian yang tidak setara dalam pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan yang tidak dibayar, dan ini mempengaruhi partisipasi mereka dalam kegiatan ekonomi dan sosial. Ketersediaan dan jangkauan data di bidang ini sangat penting dalam menyusun kebijakan yang diperlukan. Kita harus lebih sering membahas tentang pemberdayaan ekonomi perempuan, serta mempromosikan pentingnya data terpilah, yang kemudian akan membuat ekonomi kita lebih inklusif, dengan manfaat yang nyata bagi semua orang," tutup Lenny.
Baca Juga: Berdayakan Kelompok Perempuan, BRI Dorong Poklahsar Bilvie Pasarkan Ikan Bandeng ke Luar Negeri
Faktanya, di Indonesia, jumlah perempuan hampir 50 persen, tetapi hanya 53 persen yang merupakan angkatan kerja jika dibandingkan dengan laki-laki sebesar 82 persen, hal ini menunjukkan terdapat kesenjangan gender sekitar 29 persen.
Inilah saatnya untuk meningkatkan dan memperkuat partisipasi dan peran perempuan sebagai tenaga kerja di semua sektor pembangunan.
Baca Juga: Membangun Ekosistem Kesetaraan Gender untuk Masa Depan yang Berkelanjutan
Hal ini akan meningkatkan tingkat partisipasi angkatan kerja Indonesia dan juga akan meningkatkan pendapatan perempuan bagi perekonomian.
Hal ini juga akan berdampak positif bagi peningkatan nilai-nilai kita pada Indeks Pembangunan Manusia, Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender, karena dalam 3 indeks tersebut termasuk indikator ekonomi di dalamnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas