Dapat Pendanaan US$10 Juta dari Lend East, Akulaku Akan Kembangkan Portofolio di Asia Tenggara
Akulaku, platform perbankan dan keuangan digital di Asia Tenggara, mendapatkan pendanaan sebesar US$10 juta atau setara dengan Rp143 miliar (kurs Rp14.300) dari Lend East. Melansir dari siaran resminya, Rabu (30/03), sebagai startup unicorn, Akulaku akan menggunakan dana tersebut untuk terus mengembangkan dan meningkatkan portofolio kredit di target pasar utama mereka, yaitu Indonesia, Filipina, dan Thailand.
Akulaku membidik konsumen yang belum memiliki rekening (underbanked) di negara-negara berkembang dengan mengalami pertumbuhan pesat perbankan digital, kredit konsumen, investasi digital, dan layanan pialang asuransi.
Baca Juga: Dukung Perluasan Inklusi dan Akses Keuangan bagi Masyarakat & UMKM, Nobu Bank Gandeng Akulaku
Didirikan tahun 2014, Akulaku adalah salah satu perusahaan fintech pinjaman (pinjaman online) konsumen pertama yang didirikan di Indonesia. Di Indonesia, Akulaku menawarkan dua fitur, yaitu "beli sekarang, bayar nanti" (Buy Now, Pay Later/BNPL) dan kredit konsumen.
Pada 2021, Akulaku telah menyalurkan kredit lebih dari US$2,2 miliar kepada lebih dari 10 juta pengguna. Selain layanan BNPL, Akulaku menggabungkan platform wealth management, e-commerce, dan perbankan digital sehingga dapat meningkatkan total pendapatan perusahaan sebesar 120% menjadi US$598 juta.
William Li, CEO Akulaku, mengaku senang karena sekali lagi dapat bermitra dengan Lend East untuk terus meningkatkan portofolio pinjaman. "Sejak tahun lalu Akulaku terus mengalami pertumbuhan dan dengan adanya pendanaan tambahan ini akan memungkinkan kami untuk terus memenuhi kebutuhan underbanked di seluruh Asia Tenggara," ucapnya.
Sejak awal pandemi Covid-19 berlangsung, delapan dari sepuluh konsumen di Asia Tenggara telah beralih ke layanan keuangan digital untuk melakukan pembelian secara online. Namun, terlepas dari pertumbuhan kelas menengah yang melek digital, setengah dari populasi di kawasan Asia Tenggara ini ternyata masih belum memiliki rekening bank sehingga mereka tidak memiliki akses ke produk-produk keuangan.
Sebagai penyedia kartu kredit virtual terbesar di Asia Tenggara, William mengatakan bahwa Akulaku siap untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat dengan menyediakan layanan pembiayaan virtual untuk mayoritas orang di Asia Tenggara karena kartu kredit bank tradisional lebih sulit diperoleh.
Sejalan dengan itu, Karan Bhatia, CEO dan Co-Founder Lend East mengungkapkan bahwa Akulaku merupakan investasi yang pertama dilakukan Lend East di Asia Tenggara pada tahun 2019 karena ini sejalan dengan strategi investasi, yaitu untuk menguasai pasar dan menjadi pemimpin di wilayah utama di mana perusahaan beroperasi.
"Pandemi Covid-19 telah menunjukkan kepada kami betapa pentingnya platform perbankan dan keuangan digital bagi konsumen dan kami melihat ada potensi besar di Akulaku untuk dapat mengatasi permintaan yang terus meningkat ini. Kami menantikan kerja sama jangka panjang dengan Akulaku dan berharap Akulaku akan terus mengalami kesuksesan secara berkelanjutan dan mereka juga dapat memperluas keberadaanya di luar Asia Tenggara," kata Karan Bhatia.
Untuk diketahui, sejak 2019, Lend East telah memfasilitasi pendanaan yang dapat meningkatkan akses ke pembiayaan untuk konsumen yang tidak memiliki rekening bank dan kurang terlayani di wilayah Asia yang terus berkembang.
Lend East memungkinkan kepada para pemberi pinjaman alternatif untuk tumbuh dan berkembang dengan memberikan mereka akses ke jaringan investor yang luas dan komprehensif serta memungkinkan mereka menemukan stabilitas melalui kemitraan yang langgeng.
Dijalankan oleh profesional dan pelaku usaha yang pernah berkecimpung di dunia bisnis, solusi modal Lend East dirancang dengan cermat agar sesuai dengan kebutuhan bisnis yang unik dengan menyediakan akses ke modal non-dilutif. Lend East memanfaatkan SPA(R) 3 K, platform analisis kredit dan risiko miliknya, untuk membuat modal pertumbuhan terukur yang dapat diakses oleh ekosistem pinjaman alternatif di kawasan ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: