Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gus Nur Mengenang 'Nangis Berjamaah' Megawati dan PDIP Saat BBM Naik, Rezim 'Langit BerAC' Disebut

Gus Nur Mengenang 'Nangis Berjamaah' Megawati dan PDIP Saat BBM Naik, Rezim 'Langit BerAC' Disebut Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemberitaan mengenai kenaikan harga BBM jenis Pertamax menuai atensi publik, dari masyarakat awam hingga para tokoh masyarakat. Sosok tokoh agamawan, Sugi Nur Raharja alias Gus Nur juga tidak luput menyoroti kabar kenaikan hrga Pertamax tersebut.

Gus Nur membagikan sebuah video yang ia unggah melalui akun YouTube yang ia kelola. Video tersebut bertajuk KADES DEKLARASI 3 PERIODE ...! SEGALA CARA DILAKUKAN DEMI JABATAN - PERTAMAX NAIK 16 RIBU, yang diunggah pada Kamis (31/03/2022).

Salah satu poin dari video tersebut menyoroti mengenai sikap terhadap kenaikan harga BBM oleh salah satu partai yang sekarang menduduki kursi pemerintahan, yakni PDIP.

Gus Nur menuding bahwa ada perbedaan kontras mengenai sikap PDIP terhadap kenaikan harga BBM di masa SBY dengan masa sekarang, yang ia sebut dengan 'rezim langit BerAC.'

Gus Nur menyinggung sikap salah satu anggota DPR yang tergabung ke dalam PDIP saat harga BBM naik di masa pemerintahan SBY, di mana ia sampai menangis dan demo. 

Baca Juga: Harga BBM Naik, Mari Mengenang Momen Megawati dan Anak Buahnya "Nangis Darah" Gegara Hal yang Sama

"Saya jadi teringat beberapa tahun silam ketika era SBY, BBM naik sekali atau dua kali. Intinya BBM naik wabilkhusus politikus PDIP waktu itu serentak di seluruh Indonesia demo, marah, nangis," kata Gus Nur.

"Seluruh kader PDI-P tupah ruah di jalan demo sambil nangis-nangis, ada Rieke Diah Pitaloka, ada Puan Maharani semuanya nangis-nangis,"  lanjutnya.

Lantas, Gus Nur membandingkan dengan aksi para politikus PDIP yang kini malah terlibat dalam menyetujui kenaikan harga BBM jenis Pertamax.

Ia juga sekaligus menyinggung perbandingan jumlah kenaikan BBM di zaman SBY, yang ia hitung hanya sekali atau dua kali. Berbeda dengan rezim pemerintahan Jokowi yang ia hitung naik sepuluh kali.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: