Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dukung Prioritas Pembangunan Nasional, Bappenas -BKPM Incar Swasta

Dukung Prioritas Pembangunan Nasional, Bappenas -BKPM Incar Swasta Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menandatangani Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama untuk Mendorong Investasi dalam rangka Mendukung Prioritas Pembangunan Nasional, Kamis (31/3/2022).  

Kerja sama ini dilakukan untuk mengembalikan trajectory ekonomi dalam Visi Indonesia 2045, yaitu target pertumbuhan ekonomi 5,3-5,9 persen dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 6,4-7,9 persen, maka diperlukan investasi Rp 6.300-6.500-an triliun, di mana kontribusi swasta dan masyarakat diharapkan mencapai 82,2-83,6 persen atau sekitar Rp 5.400-an triliun di 2023.  

Baca Juga: Upaya Bappenas untuk Mengintegrasikan Data Bersama Kementerian Investasi

“Nota kesepahaman ini menjadi landasan bagi Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Investasi/BKPM dalam meningkatkan sinergi ke depan, bersama-sama mendorong agar investasi lebih berkualitas sehingga dapat meningkatkan produktivitas perekonomian serta memberikan ruang yang lebih luas bagi investasi yang inklusif dan berkelanjutan,” jelas Menteri Suharso dalam keterangannya, Jumat (1/4/2022). 

Tahun depan,lanjut Suharso untuk pertama kalinya, Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2023 akan mengintegrasikan rencana investasi prioritas swasta ke dalam rencana pembangunan nasional.  

Sementara itu, Menteri Investasi menyampaikan penandatanganan Nota Kesepahaman ini merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan sinergi dengan Kementerian PPN/Bappenas, utamanya dalam delapan aspek. 

Pertama, pertukaran data dan informasi khususnya terkait investasi. Kedua, penyusunan peta peluang investasi. Ketiga, koordinasi dan konsultasi dalam rangka penyusunan investasi prioritas dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Keempat, mendorong pengembangan investasi berkelanjutan. 

Kelima, penyelarasan dan pelaksanaan kegiatan promosi investasi bersama. Keenam, mendorong kemudahan berusaha, perizinan investasi, serta pemberian fasilitas khusus dalam investasi pembangunan dan pengembangan Ibu Kota Nusantara. 

Ketujuh, fasilitasi pelaksanaan percepatan realisasi investasi termasuk penyelesaian hambatan berusaha pada proyek investasi prioritas. Kedelapan, koordinasi pelaksanaan kerja sama internasional dalam rangka percepatan kegiatan investasi. 

”Salah satu poin yang disepakati adalah pertukaran data, khususnya terkait dengan investasi, kemudian kolaborasi investasi di sektor strategis, khususnya hilirisasi. Selanjutnya, bagaimana kita mendorong untuk meningkatkan investasi kita di sektor manufaktur sebagai salah satu syarat untuk kita keluar dari negara berpendapatan menengah,” ujar Menteri Bahlil. 

Salah satu syarat mewujudkan investasi yang berkualitas adalah dengan mendorong investasi di sektor manufaktur terutama hilirisasi dan meningkatkan keahlian tenaga kerja, sehingga dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja yang layak. 

Sepanjang 2021, realisasi investasi mencapai Rp 901,0 triliun atau tumbuh 9 persen dibandingkan 2020. Berdasarkan distribusinya, realisasi investasi di luar Jawa berkontribusi 52 persen lebih besar dibandingkan kontribusi pada 2019 dan 2020 yang secara berturut-turut sebesar 46,3 persen dan 50,5 persen. 

Peningkatan realisasi investasi, selain didorong secara kuantitas, juga ditingkatkan secara kualitas agar lebih inklusif dan berkelanjutan. Realisasi investasi tahun ini ditargetkan mencapai Rp 1.200 triliun. Capaian dan target tersebut merupakan investasi di sektor riil, tidak termasuk sektor hulu migas dan jasa perbankan. 

Angka ini merupakan bagian dari PMTB yang ditargetkan pemerintah sebesar Rp 5.400 triliun hingga tahun 2023 mendatang. Adapun PMTB ini juga mencakup investasi pemerintah, BUMN, dan juga sektor riil. 

Selain untuk program prioritas 2023, investasi menjadi salah satu pendorong utama keberhasilan pencapaian Visi Indonesia 2045. Secara bertahap, kebijakan investasi akan dimulai dengan investasi pada sektor padat karya dan berorientasi ekspor, hingga investasi pada sektor bernilai tambah tinggi, berteknologi maju, berinovasi tinggi, serta berkelanjutan untuk memperkuat peran Indonesia dalam rantai nilai global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: