Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Omongan Utaz Felix Siauw Soal Pemerintah Ngeri, Sampai Bawa-Bawa Soal Islamophobia

Omongan Utaz Felix Siauw Soal Pemerintah Ngeri, Sampai Bawa-Bawa Soal Islamophobia Kredit Foto: Instagram/Felix Siauw
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ustaz Felix Siauw memposting video salat tarawih umat Islam di Times Square, New York Amerika Serikat.

Dalam unggahannya, dia juga menyertakan tulisan yang menyinggung kerjaan BuzzeRp.

Baca Juga: Mahasiswa Ancam Lakukan Aksi Lebih Besar, Ngabalin Langsung Pasang Badan dan Bilang...

Ustaz mualaf itu membandingkan video salat tarawih di negeri paman sam yang viral dengan kondisi di Indonesia yang jauh berbeda.

Menurutnya, di negara mayoritas muslim dengan sejarah kesultanan Islam tapi pemerintahnya mempromosikan Islamophobia.

“Di Indonesia, negaranya mayoritas Muslim, sejarahnya kesultanan Islam, bahkan di Pancasila yang dasar negara, sila pertamanya Ketuhanan Yang Maha Esa, di pembukaan UUD tertulis “Atas berkat rahmat Allah”. Tapi pemerintahannya saat ini malah mempromosikan Islamophobia,” tulis Ustaz Felix.

Muslim keturunan Tionghoa itu mengjelaskan, pemerintah yang mempromosikan islamophobia itu punya pendukung bayaran. Kerjaan BuzzeRp ini selalu nyinyir pada semua yang islami, tuduhan wajibnya radikal, ekstrim, intoleran dan hate-speech.

“Pemerintah yang Islamophobia ini juga punya pendukung bayaran, dibayar dengan uang rakyat buat jadi jubir unofficial pemerintah, sering disebut buzzeRp,” katanya.

Ustaz Felix lantas mengungkap kejadian di Yogyakarta. Kata dia, semua umat islam menyambut bahagia acara flashmob dengan baca Al-Qur’an berbarengan di Malioboro, menyambut Ramadan. “Semua bahagia, semua excited, kecuali para BuzzeRp,” katanya 

Baca Juga: Anies Baswedan Minggir Dulu! Ini Dia Sosok yang Sanggup Saingi Prabowo di Pilpres 2024

Menurut Ustaz Felix, acara flash mob disakapi BuzzeRp dengan menuduh kegiatan itu radikalisasi, mencoreng Jogja sebagai kota budaya, arabisasi Jawa, pamer ibadah, riya, dan segala tuduhan keji lain.

“Mereka lupa Mataram Islam, lupa Malioboro public space yang orang pernah buat dance berjamaah, pawai, atau segala aktivitas publik lain, mereka lupa ini negara hukum,” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: