Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tetap Eksis dan Bertumbuh Meski Hadir saat Pandemi, Ini Rahasia dari CEO Youtap

Tetap Eksis dan Bertumbuh Meski Hadir saat Pandemi, Ini Rahasia dari CEO Youtap CEO Youtap Indonesia, Herman Suharto | Kredit Foto: Youtap
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saat ini internet dan teknologi sudah menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan betapa seringnya masyarakat mengandalkan gawai untuk membantu aktivitas mereka, salah satunya adalah berdagang. Kini, siapa pun mampu melakukan transaksi jual beli hanya bermodalkan gawai dan koneksi internet saja.

Teknologi digital merupakan solusi cerdas bagi pelaku bisnis UMKM untuk mempertahankan usahanya dalam kondisi apa pun, termasuk di tengah wabah virus Corona. Misalnya saja Youtap, startup yang menghadirkan mitra usaha sebagai program solusi digital yang end-to-end dan all-in-one untuk pelaku usaha, dari memulai usaha, mengelola usaha, menerima pembayaran nontunai, membeli stok, mendapatkan akses ke layanan keuangan, memiliki media jualan online, hingga menjalankan promosi dan pemasaran.

Lantas, bagaimanakah Youtap bisa bertahan dan hadir di tengah tengah gejolak pandemi dua tahun belakangan? Bagaimana pula solusi digital yang diberikan Youtap kepada masyarakat serta UMKM di Indonesia? Berikut wawancara tim Warta Ekonomi bersama CEO Youtap Indonesia, Herman Suharto.

Dari pengalaman Anda hingga saat ini, bagaimana sebuah solusi pembayaran digital bisa membantu ekonomi masyarakat?

Kami ingin menjadi perusahaan yang fokus di sisi pelaku usaha, jadi di sisi solusi yang kami provide semuanya membutuhkan pelaku usaha. Salah satunya yang menjadi kunci adalah solusi pembayaran. Memang tren sekarang ini terlepas dari pandemi yang kita lewati, trennya sekarang pembayaran sudah go digital. Mungkin dulu eranya dimulai dari semua transaksi mobile, ada SMS banking, mobile banking, juga sampai ke mobile payment.

Ini trennya mulai terasa semuanya serba handphone misalnya transaksi di handphone. Nah, kalau kita lihat pelaku usaha ini yang mesti juga siap menerima transaksi pembayaran digital. Memang sebelumnya, mulai dari perusahaan besar sampai dengan terutama yang level kecil, yakni UMKM, memang mesti go digital, dan menjadi solusi pembayaran.

Saya ambil contoh ketika masuk pandemi, ketika itu kan berubah dari sisi operasional, para pelaku usaha harus mengikuti peraturan. Di sisi lain yang juga berubah adalah pelanggan karena mereka harus prepare transaksi yang mungkin dan sebisa mungkin tidak ada transaksi fisik. Nah benefit salah satunya saat pandemi adalah saat pelanggan ingin transaksi dan bisa tidak transaksi uang tunai dan fisik serta banyak limitasi dari sisi operasional pelaku usaha, maka pembayaran digital itu menjadi critical.

Di pandemi ini semua beradaptasi termasuk berbagai industri. Juga bisa lihat banyak mitra kami, pelaku usaha di Youtap bahkan usaha mereka terdorong karena dia melihat pandemi yang relevan. Lebih aman bebas virus dan macam-macam. Konsumen juga sudah ready dan sudah pakai layanan m-banking, punya uang digital, dan segala macam, maka kami lihat juga pembayarannya hanya digital saja.

Nah itu dari sisi yang terjadi di pasar akan seperti itu, jadi konsumennya prefer transaksi kami karena pandemi, jadi harus lebih aman daripada waktu-waktu masih belanja fisik. Secara operasional juga memberi manfaat kepada pelaku usaha ketika pembayaran digital, dibandingkan dengan uang fisik, transaksi digital tentu bermanfaat bagi para pelaku usaha, seperti mereka tidak perlu mengecek keasliannya, bagaimana juga setiap hari menghitung dan pembukuan, terus dia juga harus menyetor ke banknya.

Nah ini kalau misalnya digital kan langsung pembayaran dari consumer terjadinya real-time. Habis itu juga uangnya akan langsung disetel ke rekening yang memiliki kuasa di rekening bank mereka. Jadi manfaat dalam salah satu pengelolaan pembayaran sampai uang masuk ke rekening itu lebih efisien dan efektif, dan itu kalau dilihat juga sekarang sudah menjadi lifestyle ya pembayaran pakai QR misalnya, atau ibarat jadi kan kalau pelanggan juga sudah adaptasi dengan kehadiran semua e-walet.

Jadi sebuah gaya hidup baru, pembayaran yang pakai dari handphone kalau dilakukan juga memberikan impact ke grupnya di pelaku usaha. Bahkan tahun lalu pun kami hampir 2000% kenaikan pembayaran cashless menggunakan QR. Nah kalau dilihat ini kan memang benefitnya mulai dari lebih aman, terus juga pengelolaan pembayaran jadi lebih efisien dan efektif buat pelaku usaha dan mereka juga bisa join lifestyle baru pembayarannya menggunakan handphone.

Ini juga membuka opportunity baru karena dari mitra-mitra kami pada saat pandemi dia pembayarannya banyak yang secara digital. Nah itu barangnya dikirim langsung ke rumahnya pelaku usaha itu atau pembeli misalnya. Nah itu kan bisa terjadi kalau pembayarannya digital serta lebih relevan.

Apakah ada hal menarik dari UMKM yang pernah Anda temui di ekosistem Youtap yang bisa menginspirasi pembaca?

Ada sebuah cerita di Cirebon, ada ibu-ibu yang cukup tua dia menjalankan usahanya sendiri. Tidak punya karyawan, dan hanya mengandalkan pencatatan di kertas yang akhirnya juga kadang suka dia lewati dan tidak tertulis. Ketika dia diedukasi, pada awalnya soal digitalisasi dia juga langsung merasa ‘saya nggak sanggup nih pakai solusi yang digital seperti ini yang mencatat semua transaksi produk yang dimasukkan ke dalam aplikasi’ tapi di satu sisi si Ibu ini pakai smartphone. Smartphone ini sudah terbiasa ia pakai untuk beberapa layanan sosial media, tapi untuk keperluan pribadi.

Nah setelah kami edukasi sampai akhirnya dia pakai terus Youtap, cuma utamanya gara-gara ada fitur kami yang yang memberikan rekapan penjualan over WhatsApp. Jadi hasil penjualan kami kirimkan ke WhatsApp, hasil dia di hari kemarin setiap pagi, dan itu ternyata cukup mendorong dia untuk merasa perlu mengenal digitalisasi serta untuk memakai teknologi Youtap. Sekarang ini dia berkembang terus dan dia pakai bukan hanya pencatatan, tapi dia juga menggunakan yang lain termasuk pembayaran non-tunai, cashless.

Nah ini yang cukup unik ya, jadi kami mengedukasi langsung dari sisi benefitnya, jadi benefitnya yang kayak ‘ibu sudah punya asisten lo, jadi ibu punya teman yang menemani penjualan dan menjalankan usaha dan ibu juga seolah-olah mempunyai kasir, punya asisten keuangan yang memberi laporan’. Jadi kami dalam memberikan edukasi hanya memberikan bentuk-bentuk informasi dan visualisasi dari teknologi kami.

Kalau boleh tahu, sebenarnya hal apa yang melatarbelakangi hadirnya Youtap? Lalu bagaimana performa perusahaan saat Anda menjabat sebagai CEO?

Jadi memang waktu saya bergabung di awal karena saya juga sebelumnya di Telkomsel ya waktu itu. Waktu itu juga membuat keuangan elektronik Telkomsel, t-cash, itu ketika menjalankan saya melihat ada sebuah tantangan besar di Indonesia dalam konteks digitalisasi pelaku usaha khususnya UMKM dan ada tantangan secara makro di Indonesia. Karena ini kan dari sisi transaksi kita masih didominasi oleh tunai dan juga masih tingginya masyarakat yang belum mendapatkan akses ke finansial.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: