Masyarakat Dunia Diminta Desak China Stop Jejalkan Babi ke Muslim Uighur, CENTRIS Suarakan Begini...
Bukti lain telah mengungkapkan sterilisasi paksa massal dan aborsi untuk menekan populasi Uyghur dan penghapusan hampir total budaya Uyghur, termasuk praktik Islam. Praktik memaksa Muslim untuk makan babi telah didokumentasikan dengan baik di kamp konsentrasi Turkistan Timur.
Di luar kamp, ada bukti tekanan pada Muslim yang bekerja untuk pemerintah untuk makan di kantin kantor pada siang hari untuk memastikan ketidakpatuhan terhadap aturan Ramadhan.
Pihak berwenang China di Xinjiang, diketahui mulai membatasi aktivitas dan jumlah Muslim Uighur dalam menjalani ibadah puasa di Bulan Suci Ramadan 2022. Dilansir dari RFA (Radio Free Asia), Minggu (3/4).
Pembatasan ini telah menuai kritik keras dari kelompok-kelompok hak asasi internasional dan masyarakat dunia, yang melihat tindakan otoritas Tiongkok sebagai upaya terbaru untuk mengurangi budaya Muslim Uighur di wilayah tersebut.
“Kami tekankan dalam konteks hak asasi manusia, jaminan hak atas kebebasan beragama dan berkeyakinan terdapat di dalam Pasal 18 Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik. China ga boleh larang orang beribadah,” tutur AB Solissa.
“Jika laporan RFA itu benar, China artinya telah melanggar Pasal 18 yang mengatur hak atas kebebasan beragama yakni hak untuk pindah agama dan hak memanifestasikan agama di dalam hal pengajaran, praktik, beribadah dan melaksanakan ibadah,” pungkas AB Solissa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: