Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masyarakat Mohon Sabar dan Siap-siap! Listrik, BBM, Gas Mau Nggak Mau Harganya Naik

Masyarakat Mohon Sabar dan Siap-siap! Listrik, BBM, Gas Mau Nggak Mau Harganya Naik Kredit Foto: Antara/Arif Firmansyah

Untuk menjaga ketersediaan LPG dan mengurangi impor, dalam jangka pendek, pemerintah akan meningkatkan pengawasan pendistribusian LPG 3 kg tepat sasaran, dan melakukan uji coba penjualan dengan aplikasi.

Untuk jangka menengah, pemerintah akan melakukan substitusi kompor LPG dengan kompor induksi (listrik), jaringan gas kota (jargas) yang diharapkan mencapai 1 juta rumah tangga per tahun. Kemudian, mengubah skema subsidi yang kini berbasis pada komoditas menjadi subsidi langsung ke penerima.

“Selain itu, penyesuaian harga jual eceran untuk mengurangi tekanan APBN dan menjaga inflasi, serta percepatan program biogas,” ucapnya.

Baca Juga: Kok Tega? Temuan Kapolri Soal Minyak Goreng Bikin Ngelus Dada, Masyarakat Mohon untuk Sabar!

Terakhir, soal tarif listrik. Arifin mengatakan, akan menerapkan kembali tarif adjustment pada tahun ini. Tarif adjustment listrik adalah istilah manaikkan tarif listrik mengikuti perubahan empat parameter. Yaitu ekonomi makro rata-rata per 3 bulan, realisasi kurs rupiah. Indonesian Crude Price (ICP) atau harga batu bara acuan, dan tingkat inflasi.

Dengan tarif yang sudah disesuaikan itu, pemerintah akan menghemat kompensasi listrik sebesar Rp 7-Rp 16 triliun. Dengan kata lain, jika tarif listrik tak naik, subsidi atau kompensasi yang ditanggung pemerintah bertambah angka Rp 7-Rp 16 triliun.

Rencana pemerintah menaikkan BBM nonsubsidi ini ditentang oleh Organisasi Angkutan Darat (Organda). Sekjen Organda, Ateng Aryono mengatakan, kenaikan harga Solar dan Pertalite akan menyebabkan ongkos transportasi ikutan naik.

“Kalau ongkos naik, semua ikutan naik,” kata Ateng, kemarin.

Ia berharap, pemerintah memikirkan ulang rencana tersebut. Kata dia, kondisi ekonomi rakyat saat ini sedang tertekan dengan berbagai kenaikan harga. Kalau BBM naik, ujung-ujungnya harga sembako tambah meroket.

Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, kenaikan harga BBM dan LPG 3 kg berisiko menekan kelompok masyarakat kelas bawah. Kata dia, kalau Pertalite dan LPG naik inflasi akan naik hingga 5 persen. Kalau sudah begini, daya beli masyarakat akan langsung anjlok.

“Pada akhirnya masyarakat akan mengurangi konsumsi barang lain seperti menunda pembelian barang elektronik, otomotif, pakaian jadi dan kebutuhan lain,” kata Bhima, kemarin.

Ketua Pusat Studi Ekonomi Politik UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat menilai, pemerintah sebenarnya masih punya pilihan lain selain menaikkan harga BBM, listrik, dan LPG 3 Kg.

Kata dia, konflik Rusia-Ukraina menyebabkan harga batu bara dan minyak sawit ikut melonjak sepanjang 2022. Hal itu membuat penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari ekspor kedua komoditas meningkat tajam, sehingga terjadi windfall.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: