Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Ancaman Amerika Boikot G20, Farhan NasDem: Pemerintah Harus Tegas!

Soal Ancaman Amerika Boikot G20, Farhan NasDem: Pemerintah Harus Tegas! Kredit Foto: NasDem
Warta Ekonomi, Bandung -

Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat, Janet Yellen mengultimatum Presidensi G20 untuk menghapus Rusia dari forum ekonomi utama. Bahkan Amerika mengancam akan memboikot sejumlah agenda jika Presidensi Indonesia menghadirkan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Menanggapi hal ini, Anggota Komisi 1 DPR RI dari Fraksi NasDem, Muhammad Farhan meminta Pemerintah harus tegas dalam menentukan sikap atas hal itu karena Indonesia dipastikan memiliki positioning besar dalam kesuksesan G20.

Baca Juga: Awas, Joe Biden Setujui Pengiriman Rudal Javelin Anti-Tank Rusia ke Ukraina

"Pernyataan Menteri Keuangan Amerika ini membuat kita agak bertanya-tanya, maunya apa ya? Padahal Presiden Biden masih memberikan syarat, bukan harga mati. Beliau mengatakan bahwa apabila Indonesia tidak bisa memenuhi permintaan ini [tidak mengundang Rusia] paling tidak undanglah Ukraina," jelas Farhan dalam keterangan resminya, Senin (18/4/2022).

Farhan memastikan, Amerika Serikat tidak basa basi atas permintaan tersebut. Tetapi ia juga menekankan bahwa Imbas konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan ini dinilai jadi momentum Indonesia menegaskan sikap netral.

Baca Juga: Banyak yang Minta Rusia Segera Ditendang dari G20 Indonesia, Jepang Oke?

Pernyataan dari Menteri Keuangan Amerika Serikat, tapi bukan dari Presiden Biden memang menegaskan bahwa mereka sedang memastikan agar sanksi ekonomi itu memberikan efek yang besar, bukan yang sifatnya basa-basi. Sikap politik mereka jadi sangat tegas.

Farhan menilai, sejauh ini belum ada negara-negara peserta G20 secara tegas bersikap terhadap rencana tersebut. 

"Indonesia harus hati-hati menyikapi pernyataan Menteri Keuangan AS ini. Walaupun, sampai sekarang belum terihat adanya pernyataan-pernyataan yang mendukung atau bersebrangan dengan Menteri Keuangan Amerika," jelasnya.

Dia juga menjelaskan, untuk menghadapi situasi itu Indonesia harus semakin masif membangun kepercayaan kepada peserta. 

"Kita pun harus bisa menggalang agar membentuk sikap yang jelas. Indonesia harus bisa mengajak kolaborasi atau sikap bersama di antara para menteri luar negeri India, Brazil, anggota-anggota G20 yang lain. Sekarang momennya diplomasi modern, yaitu menaikan positioning bersama, sayangnya sekarang belum ada yang seperti itu," paparnya.

Baca Juga: Menkeu Rusia Konfirmasi Kehadiran pada KTT G20 Indonesia Secara Virtual

Forum G20 dinilai bakal menjadi momentum habis-habisan Amerika Serikat menyudutkan Rusia. 

"Saatnya sekarang membuat manuver menyeimbangkan hal itu, karena Amerika akan habis-habisan di G20; sehingga bisa saya simpulkan G20 ini bisa jadi The Last Frontier bagi AS mempertahankan hegemoninya di Dunia," ungkap Farhan.

Baca Juga: Indonesia bakal Undang Ukraina dan Rusia dalam KTT G20 di Bali?

Seperti diwartakan sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan berencana menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia pada Desember 2022. Sejak invasi Rusia ke Ukraina, rencana kehadiran Rusia ke G20 ini ditentang Amerika Serikat (AS) dan sekutu AS.

Undangan untuk  KTT G20 2022 dikirim ke semua negara anggota, termasuk Rusia, pada 22 Februari 2022 atau dua hari sebelum invasi Rusia ke Ukraina dimulai.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: