Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Banyak Orang Indonesia Salahkan Barat atas Perang Rusia, Begini Kata Survei

Banyak Orang Indonesia Salahkan Barat atas Perang Rusia, Begini Kata Survei Kredit Foto: Reuters/Valentyn Ogirenko
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mayoritas publik Indonesia menyalahkan Barat dalam perang Rusia di Ukraina. Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dalam surveinya bertajuk "Sikap Publik atas Invasi Rusia terhadap Ukraina" menyampaikan hasilnya pada Senin (18/4/2022).

Prof. Saiful Mujani mempresentasikan hasil surveinya, bahwa 23 persen publik menyebut bahwa yang bersalah atau bertanggung jawab dalam perang Rusia. Namun Ukraina yang dimaksud lekat dengan negara-negara Barat atau NATO.

Yang menyalahkan Rusia sebanyak 17 persen. Dan yang menyalahkan Ukraina ada 8 persen. Menurut Saiful, data ini menunjukkan bahwa cara berpikir masyarakat complicated.

Survei ini dilakukan melalui telepon dengan total sampel 1228 responden yang dipilih secara acak dari populasi warga negara Indonesia yang yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan punya telepon/cellphone (sekitar 72 persen dari total populasi pemilih nasional).

Responden dipilih secara acak dari populasi tersebut dengan metode random digit dialing. Wawancara dengan responden dilakukan melalui telepon oleh pewawancara yang terlatih pada 22-24 Maret 2022.

Margin of error survei diperkirakan +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.

Menurut Saiful, melalui survei telepon ini, bisa diketahui seberapa besar masyarakat yang well informed dengan isu-isu yang sedang berkembang memiliki sikap terhadap perang antara Rusia dan Ukraina atau invasi Rusia ke Ukraina.

Kemudian apakah setuju atau tidak Ukraina bersahabat dengan negara mana pun, termasuk NATO? Yang setuju hanya 31 persen, seimbang dengan yang tidak setuju, 29 persen.

“Menurut saya, sebagai negara merdeka, mau bersekutu dengan siapa ya boleh, dong. Hal itu mestinya adalah pilihan mereka sendiri secara bebas. Tapi ternyata masyarakat terbelah. Dan ini mengejutkan. Kenapa masyarakat kita punya pendapat bahwa Ukraina tidak bebas untuk menentukan pilihannya bersekutu dengan siapa,” jelas ilmuan politik lulusan Ohio State University itu.

Ketika ditanya sebaiknya Indonesia bersikap seperti apa, yang mendukung Ukraina sekitar 12 persen, yang mendukung Rusia 13 persen, dan yang tidak membela keduanya atau berharap Indonesia bersikap netral sebanyak 43 persen.

“Ini kurang lebih sama dengan sikap resmi pemerintah Indonesia yang memilih bersikap netral dalam kasus ini,” tutup Saiful.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: