- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Lewat G20, Indonesia Dorong Langkah Konkret Energi Baru Terbarukan yang Berkeadilan
Selain itu, PLN juga berkomitmen untuk menargetkan EBT sebanyak 23% pada tahun 2025 dan meninggalkan PLTU batu bara secara bertahap sampai dengan 2056.
Sementara itu, VP Pertamina Energy Institute Hery Haerudin membeberkan sejumlah peran Pertamina dalam mendukung transisi energi tersebut. Pertamina sendiri sudah melakukan kebijakan yang berkelanjutan menjadi perusahaan yang ramah lingkungan, bahkan terdapat komite berkelanjutan di dalam struktur perseroan.
"Kita memiliki strategi dan target jangka panjang di bidang sustainability yang berkaitan dengan ESG. Ini menunjukkan Pertamina komitmen dalam aspek keberlanjutan khususnya lingkungan," katanya.
Adapun salah satu peran Pertamina ialah meningkatkan bauran EBT menjadi 17% pada tahun 2030 dari sebelumnya hanya 3% di tahun 2021. Sementara investasi yang digelontorkan sebesar US$11 miliar untuk peningkatan gas dan EBT. Baca Juga: Pertamina Gandeng Mitsui Jajaki Komersialisasi CCUS Demi Turunkan Emisi CO2
"Pertamina berkomitmen untuk mengembangkan Energi Baru Terbarukan dengan 1 alokasi biaya kapital 14% dari keseluruhan anggaran jangka panjang. Nilai tersebut lebih agresif dengan perusahaan energi lain dangan rata-rata biaya kapital untuk EBT sebesar 4%," paparnya.
Senada, Direktur Utama PT Adaro Energy Tbk Dharma Djojonegoro mengatakan bahwa Adaro telah melakukan beberapa inisiatif dalam upaya dekarbonisasi.
"Salah satunya kita mendevelop solar PV untuk terminal batu bara kita. Kita juga lagi membangun mini hydro power plant di salah satu unit tambang kita untuk menggantikan genset yang selama ini kita pakai. Di luar itu kita juga sudah punya Nature Based Solution (NBS) forest management. Kita punya dua hutan di Kalimantan Tengah yang bisa membantu carbon offset," jelasnya.
Tak ketinggalan, Direktur Utama PT Indonesia Power M. Ahsin Sidqi, membeberkan sejumlah capaian perseroan dalam mendukung transisi energi menuju zero carbon emission di 2060.
Menurutnya, pemerintah RI telah berkomitmen mengembangkan bauran EBT 23% pada 2025 dan mengurangi gas rumah kaca 29% pada 2030 dan Indonesia Power ikut melaksanakanya. RUPTL terbaru 2021 juga lebih dominan pengembangan EBT sampai 56%, dan Indonesia Power juga ikut serta.
"PLN telah menyampaikan program karbon netral (CZN) pembangkit listrik pada 2060 tidak ada lagi fossil base. Indonesia Power sebagai anak perusahaan PLN telah membuat program Tranformasi dan Transisi Energi melalui Novasi dan Green Booster dengan program Dediselisasi semua wilayah dengan berbasis energi lokal, cofiring Subsitusi Batubara dengan biomass," pungkasnya.
"Kemudian, PLN juga telah menjual listrik pembangkit PT Indonesia Power hijau bersertifikat kepada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan Green Label dan Green life style," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman