Peta kekuatan politik pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang kini mulai terbaca. Kendati begitu, hanya ada dua kekuatan dominan yang bakal menentukan hasil akhir politik elektoral.
Director Research of IndoNarator, Harsam mengatakan dua kekuatan tersebut tak lain adalah kekuatan Islam dan militer satu warna 'hijau' dan dua bendera.
Baca Juga: Pengamat Sebut Ketegasan Jokowi Soal Pemilu Bikin Penamparnya Mulai Ketar-ketir!
"Kami mengistilahkan dwi kekuatan politik ini dengan sebutan 'satu warna dua bendera'," kata Harsam dalam keterangan resminya, Selasa (18/4/2022).
Menurutnya, pembacaan peta kekuatan politik Indonesia sejak awal kemerdekaan terutama di periode awal kemerdekaan hingga orde baru selalu menempatkan militer dan terutama Islam sebagai kekuatan determinan.
Pengaruh Islam dan militer, bisa dihubungkan baik itu dalam konteks mempertahankan negara dari rongrongan kolonialisme, menjaga spirit nasionalisme hingga mengisi pembangunan bangsa.
Baca Juga: Cak Imin Ungkap Alasan Usul Penundaan Pemilu, Wapers Maruf Amin Dibawa-Bawa
"Dari pengalaman historis kita mendapati satu bukti empiris bahwa militer dan terutama Islam memainkan peran strategis dalam menjaga keutuhan bangsa," ungkapnya.
Sebut saja Presiden Soekarno yang kala itu mendesak Jenderal Soedirman untuk memberikan fatwa bagi umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan menimbang kekuatan militer Indonesia kala itu belum begitu memadai.
Tidak sampai di situ, kata Harsam, peran Islam juga terlihat pada rentetan perjuangan mempertahankan kemerdekaan mulai dari peristiwa pertempuran Surabaya, Bandung Lautan Api, dan peristiwa penting lainnya yang menempatkan peran penting ulama dalam semangat resolusi jihad.
Apalagi, Islam dan militer juga pernah memiliki riwayat panjang dalam hal bersama-sama menumpas kekuatan antinasionalisme yang kala itu salah satunya direpresentasikan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).
Baca Juga: AHY Nilai Klarifikasi Pemilu Telat: Kenapa Baru Dilakukan Setelah Kisruh?
Menimbang jejak historis itu, lanjut dia, kemenangan besar akan tercipta manakala dua kekuatan tersebut kembali menyatu. Ia menilai kemungkinan bersatunya dua bendera sangat mungkin terjadi.
"Kita tahu bahwa Islam dan militer pernah memiliki sejarah panjang melawan kekuatan negatif terhadap keutuhan NKRI kala itu, maka itu tidak menutup kemungkinan sejarah itu akan kembali terulang," ungkapnya.
Baca Juga: AHY Bicara Capres dan Pemilu 2024: Gak Mungkin Kalau Gak Punya Tujuan untuk Itu!
Dia juga menambahkan, dalam situasi kerentanan ketahanan nasional akibat eskalasi konflik global yang salah satunya dipicu perang Rusia-Ukraina, menjadi momentum penting bagi kedua unsur kekuatan politik untuk kembali memperkuat sabuk kedaulatan negara serta menjaga keutuhan bangsa.
"Untuk itu, menurut analisis kami, Islam dan militer kemungkinan akan kembali dalam satu kekuatan yang utuh-padu dalam proses electoral politics pada Pemilu 2024 mendatang," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: