Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sri Mulyani: Neraca Dagang Indonesia Surplus Berturut-turut

Sri Mulyani: Neraca Dagang Indonesia Surplus Berturut-turut Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta

Sementara itu, untuk penjualan mobil Menkeu melihat, dikarenakan sebelumnya sudah sangat tinggi karena adanya insentif, sekarang tetap tumbuh secara baik di 14,2. Dan level penjualannya juga mencapai pada rekor tertinggi yaitu 23.487.

Berbagai indikator ini menggambarkan bahwa aktivitas ekonomi Indonesia masih terus menunjukkan pemulihan yang cukup kuat. Yang pertama, konsumsi menunjukkan adanya suatu pertumbuhan yang robas. Investasi juga menguat. Ekspor juga disumbang dengan komoditas yang tinggi. Serta impor bahan-bahan baku. Hal ini menggambarkan bahwa seluruh komponen agregat demand di dalam perekonomian Indonesia mengalami penguatan.

Baca Juga: Menkeu: Kemungkinan Aktivitas Masyarakat dan Ekonomi Indonesia Kembali Terakselerasi

Oleh karena itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 masih dianggap cukup tinggi. IMF memberikan angka di 5,4% pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baru saja dikeluarkan bulan April ini oleh IMF. Ini sedikit menurun yang tadinya di angka 5,6% atau 5,8%.

World Bank juga masih memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh di 5,1%. Bloomberg dalam consensus forecastnya menunjukkan Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi 5,2%. Sementara itu, di kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuha ekonomi Indonesia masih dalam kisaran antara 4,8% hingga 5,5% untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2022.

Baca Juga: Menkeu Rusia bakal Pimpin Delegasi Moskow pada Pertemuan G20

Oleh karena itu, pemerintah melalui Kemenkeu akan terus melihat komponen sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kebijakan apa untuk bisa tetap menjaga momentum pemulihan ekonomi terutama dari sisi sumber pertumbuhannya. Baik itu konsumsi, investasi, maupun dari sisi eksternal yaitu ekspor dan impor. 

"APBN menjadi instrumen yang sangat penting untuk melakukan dan menjaga momentum pemulihan ini, namun di sisi lain juga harus merespon terhadap resiko baru yang muncul," imbuhnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: