Penuh Kontroversi, Capres Le Pen Sebut Hijab Cuma Seragam Islam, Bukan Tanda Keyakinan
Calon Presiden Prancis Marine Le Pen terkenal sebagai sosok penuh kontroversi. Dalam kampanyenya, Le Pen menyebut Hijab hanya seragam Islam yang harus dilarang dari ruang publik Prancis.
Seperti diketahui, Le Pen sebelumnya mengatakan bahwa hijab bukanlah tanda keyakinan agama seseorang.
Baca Juga: Macron Telepon Putin, Ingatkan Pesan-pesan Perdamaian Rusia-Ukraina
“Hijab hanya seragam Islam yang harus dilarang dari ruang publik Prancis,” papar Le Pen, dilansir dari Reuters, Rabu (20/4/2022).
Larangan hijab yang dikampanyekan Calon Presiden Prancis Marine Le Pen pun dikritik habis.
Akibatnya, koalisi Le Pen pun turun tangan melakukan klarifikasi.
Politisi sayap kanan Prancis Louis Aliot mengatakan bahwa keputusan final akan dikembalikan ke parlemen.
Langkah tersebut dinilai sebagai “upaya penyelamatan” di hari-hari terakhir kampanye calon presiden Prancis.
Pasalnya, kritik atas larangan hijab membuat citra Le Pen menurun seminggu menjelang pilpres.
Aliot mengatakan bahwa larangan hijab adalah salah satu dari beberapa alat politik untuk melawan “Islamisme”.
Namun, penerapannya perlu dilakukan secara bertahap.
Larangan itu, menurut Aliot, akan diterapkan ke institusi negara terlebih dahulu, sebelum diperluas sedikit demi sedikit.
“Akan ada perdebatan di parlemen dan kemudian akan ada pilihan," katanya.
Sementara itu, sekutu Le Pen lainnya, David Rachline, tampak ikut melunakkan pernyataannya.
"Kami tidak ingin menyerang orang, semua wanita berhijab itu bukan Islamis," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: