Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peringati Hari Kartini, Kemendikbudristek Perkuat Karakter Srikandi Indonesia Masa Kini

Peringati Hari Kartini, Kemendikbudristek Perkuat Karakter Srikandi Indonesia Masa Kini Kredit Foto: Bernadinus Adi Pramudita

“Dari cita-cita besar Merdeka Belajar tersebut, kami menerbitkan sejumlah aturan yang mendorong terwujudnya ruang belajar yang aman dan nyaman untuk semua,” tegasnya.

Melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan, Kemendikbudristek ingin mewujudkan PAUD serta sekolah dasar dan menengah yang bebas dari tiga dosa besar pendidikan, yaitu intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual.

“Sehingga seluruh peserta didik, baik perempuan maupun laki-laki, mendapatkan pengalaman belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Pendidiknya pun dapat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar tanpa hambatan,” jelasnya.

Di samping itu, melalui Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi, Kemendikbudristek terus mendorong terwujudnya kampus yang merdeka dari kekerasan seksual. “Saat ini, kami tengah mengupayakan percepatan pembentukan Panitia Seleksi dan Satuan Tugas sebagai pelaksana pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkup perguruan tinggi,” urai Kapuspeka.

Selain itu, Hendarman juga menyampaikan bahwa Kemendikbudristek berkomitmen untuk bekerja sama dengan lembaga negara lain serta kelompok-kelompok masyarakat sipil dalam menyukseskan

“Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM)” tahun 2021–2025 yang memuat upaya-upaya penghapusan kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi terhadap anak di ranah siber.

Sebagai wujud Kartini Masa Kini, salah satu narasumber pada sesi Jumpa Sapa yakni Swastika Nohara, mengutarakan pengalamannya dalam menulis skenario film 3 Srikandi.

“Tantangan dalam membuat film untuk menjadi tontonan yang berkualitas pertimbangannya tidak hanya menjelaskan fakta karena akan terasa membosankan. Oleh karena itu, karakter utama kami sajikan secara matang dan dalam. Karakter utama kami bangun sesolid dan semenarik mungkin, unik, dialognya juga memiliki ciri khas masing-masing serta menampilkan konflik perjuangan yang harus disarikan menjadi dramaturgi yang menarik,” jelasnya.

Film 3 Srikandi menceritakan bagaimana perjuangan tiga atlet panahan wanita dengan berbagai latar belakang mewujudkan mimpinya meski harus melewati berbagai tantangan. Akhirnya, mereka berhasil membuktikan diri menjadi pemenang atas (ego) diri mereka sendiri sekaligus pemenang dalam kompetisi olah raga tingkat dunia. Film ini sarat akan isu kesetaraan gender.

Selain Swastika Nohara (Penulis Skenario Film 3 Srikandi), turut hadir Arawinda Kirana (Aktris), dan Inez Kristanti (Psikolog Klinis). Inez Kristanti pada sesi Jumpa Sapa menyatakan perlunya memperlakukan perempuan dan laki-laki secara setara. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk menghargai semua gender secara adil. “Jika teman-teman ingin memulai, mulailah dari diri sendiri. Hargai perasaan semua gender, mereka punya hak dan suara. Kita harus lakukan dari lingkup terkecil kita,” tutur dia.

“Jangan menormalisasi kekerasan yang terjadi di sekitar kita. Jika ada teman yang mengeluh karena mengalami perbuatan yang tidak menyenangkan maka berikan tempat bagi mereka untuk bersuara,” tuturnya mengingat banyak orang yang sulit untuk mengungkapkan trauma yang mereka miliki.

Selanjutnya, Arawinda Kirana berpesan kepada generasi muda untuk terus belajar, bergerak, dan berkarya dari berbagai hal positif di lingkungan sekitar. Hal ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan dan mengembangkan kompetensi sebagai bekal di masa depan. “Saya bangga banyak perempuan sekarang yang berani untuk mengutarakan pendapatnya. Semoga ini bukan hanya tren namun perempuan masa kini memang benar-benar memahami pentingnya berpikir kritis dan logis. Mari, kita ciptakan ekosistem yang aman dan nyaman bagi sesama manusia,” tutupnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: