Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tudingan Kekeringan dan Banjir Akibat Sawit Sangat Tidak Mendasar, Simak!

Tudingan Kekeringan dan Banjir Akibat Sawit Sangat Tidak Mendasar, Simak! Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Selama ini, beberapa LSM antisawit selalu membuat orasi dan pernyataan yang mempropaganda bahwa tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang kontra terhadap air. Saat musim hujan, kelapa sawit dituding sebagai tanaman penyebab banjir, namun saat musim kemaraun, kelapa sawit dituduh sebagai tanaman penyebab kekeringan. 

Lantas, benarkah demikian? 

Baca Juga: Adanya Penurunan Harga TBS Sawit Sepihak, Kementan Keluarkan Surat Edaran

Melansir laman Palm Oil Indonesia pada Rabu (27/4), untuk membuktikan hal ini salah satunya dapat dilihat dengan membandingkan kebutuhan air pada tanaman penghasil bioenergi.

Gerbens-Lennes dalam sebuah penelitian mengungkapkan bahwa salah satu tanaman penghasil bioenergi yang hemat air adalah kelapa sawit. Selanjutnya juga menemukan bahwa tanaman yang rakus air justru kedelai, jagung, kelapa, bunga matahari dan ubi kayu. Dengan rincian sebagai berikut:

GJ bioenergi dari tanaman rapeseed membutuhkan 184 kubik air; Ubi kayu sebagai penghasil etanol memerlukan 118 kubik air; Kedelai sebagai tanaman minyak nabati yang utama di Amerika Serikat memerlukan kurang lebih 100 kubik air; Kelapa sawit dalam menghasilkan minyak sawit hanya menggunakan air sebanyak 75 kubik saja.

Dari uraian di atas, sudah jelas terlihat bahwa kelapa sawit relatif lebih hemat air dalam proses menghasilkan bioenergi. 

“Apalagi penelitian yang menggunakan sampel tanah di Kalimantan dan Riau menemukan sumber utama air pada kelapa sawit berasal dari hujan,” catat laman Palm Oil Indonesia. 

Baca Juga: Pengembangan Plasma Nutfah Lewat Kelapa Sawit, Simak!

Mengaitkan kekeringan dan banjir sebagai dampak pengembangan perkebunan sawit tidak mendasar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: