Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Novel Ngaku Heran KPK Belum juga Bisa Tangkap Harun Masiku

Novel Ngaku Heran KPK Belum juga Bisa Tangkap Harun Masiku Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mewakili 75 pegawai yang tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) memberikan keterangan kepada wartawan usai menjalani pemeriksaan di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (8/6/2021). Novel bersama sejumlah perwakilan pegawai KPK yang tak lolos TWK kembali mendatangi Komnas HAM untuk menyerahkan tambahan informasi dan dokumen terkait laporan dugaan pelanggaran HAM dalam proses TWK. | Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra

Mantan kepala satuan tugas penyidik KPK Novel Baswedan mengaku heran pimpinan KPK belum bisa menangkap Masiku. Ia menilai penangkapan Masiku sebenarnya tidak terlalu sulit.

"Memang ada aneh ya, sampai sekarang belum bisa ditangkap. Kami yakin tidak terlalu sulit untuk menangkap Masiku," kata Novel, Rabu (27/4).

Dewan Penasehat Indonesia Memanggil (IM) 57+ Institute ini mengaku siap membantu KPK agar Masiku bisa segera ditangkap dan diadili sesuai proses hukum yang berlaku. Novel mengungkapkan, IM57+ institute telah beberapa kali menawarkan diri, tapi ia melihat pimpinan KPK tidak ada keinginan untuk menangkap tersangka buron itu.

"Bila pimpinan KPK benar-benar ingin menangkap dan tidak bisa, maka kami IM 57+ Institute siap membantu. Pimpinan KPK bisa sampaikan permintaan kepada kami secara resmi," katanya. IM 57+ Institute dibentuk mantan penyidik dan pegawai KPK yang selama ini getol memburu koruptor.

Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) juga mengaku pesimistis KPK akan menangkap Masiku. Padahal, Koordinator MAKI Boyamin Saiman mengaku MAKI sempat memiliki informasi keberadaan Masiku di luar negeri, tapi tidak ditindaklanjuti KPK.

Menurut dia, eks pegawai KPK Harun Al Rasyid juga pernah membocorkan posisi Masiku. Namun, lagi-lagi informasi itu tidak ditindaklanjuti KPK. "Tetapi perlu kita ingatkan jangan kemudian seperti putus asa begitu. Dan kesan hanya retorika akan nangkap-nangkap, tapi kemudian tidak nyata gitu," katanya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: