Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Vladimir Putin ke Barat: Balasan Rusia akan Terjadi Secepat Kilat, Jangan Lengah!

Vladimir Putin ke Barat: Balasan Rusia akan Terjadi Secepat Kilat, Jangan Lengah! Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Mikhail Klimentyev
Warta Ekonomi, Moskow -

Presiden Vladimir Putin memperingatkan Rusia akan melakukan pembalasan secepat kilat jika negara-negara Barat ikut campur di Ukraina. Rusia telah mengatakan kepada Amerika Serikat (AS) untuk berhenti mengirim senjata ke Ukraina, karena dapat mengobarkan konflik.

Berbicara kepada anggota parlemen di St Petersburg pada Rabu (27/4/2022), Putin mengatakan, Barat ingin memecah Rusia menjadi beberapa bagian. Putin juga menuduh Barat mendorong Ukraina ke dalam konflik dengan Rusia.  

Baca Juga: Putin Peringatkan Barat Tak Ikut Intervensi Konflik di Ukraina, Ancamannya Gak Main-main..

"Jika seseorang berniat untuk campur tangan dalam peristiwa yang sedang berlangsung dari luar, dan menciptakan ancaman strategis bagi Rusia yang tidak dapat kami terima, mereka harus tahu bahwa serangan balasan kami akan secepat kilat," kata Putin.

"Kami memiliki semua alat untuk ini, hal-hal yang tidak dapat dibanggakan orang lain sekarang. Dan kami tidak akan menyombongkan diri, kami akan menggunakannya jika perlu. Dan saya ingin semua orang tahu itu," ujar Putin menambahkan.

Invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari dan telah menghancurkan sejumlah kota. Perang itu, memaksa lebih dari 5 juta orang Ukraina mengungsi ke luar negeri.

Negara-negara Barat telah menanggapi serangan itu dengan sanksi, dan memberikan pasokan senjata bagi Ukraina untuk berperang. Hal ini telah membawa kekhawatiran bahwa konflik yang lebih luas akan terjadi di Barat.

Rusia menyebut intervensinya sebagai operasi militer khusus untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari fasis.  Ukraina dan Barat mengatakan, pernyataan Rusia dalih palsu untuk membenarkan serangan. Sanksi Barat telah mengancam perekonomian Rusia.  

Barat mengancam akan memutus pasokan gas ke Eropa. Sementara Ukraina mengatakan, Eropa harus berhenti bergantung pada Rusia untuk perdagangan dan impor energi.

"Semakin cepat semua orang di Eropa menyadari bahwa mereka tidak dapat bergantung pada Rusia untuk perdagangan, semakin cepat untuk menjamin stabilitas di pasar Eropa," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Jerman, yang merupakan pembeli terbesar energi Rusia, berharap dapat berhenti mengimpor minyak Rusia dalam beberapa hari mendatang. Tetapi Jermab memperingatkan bahwa, embargo atau blokade energi Rusia akan mengarahkan ekonomi terbesar Eropa ke dalam resesi.  

Perusahaan gas terbesar Rusia, Gazprom menghentikan pasokan gas ke Bulgaria dan Polandia pada Rabu karena tidak membayar dalam rubel. Putin mengumumkan dekrit yang mengharuskan pembayaran gas dengan mata uang rubel.

Sementara presiden Komisi Eropa mengatakan, penangguhan Gazprom adalah upaya lain oleh Rusia untuk menggunakan gas sebagai alat pemerasan. Duta besar negara anggota Uni Eropa meminta panduan yang lebih jelas tentang apakah pengiriman dengan menggunakan euro melanggar sanksi.

 Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Rusia tetap menjadi pemasok energi yang dapat diandalkan. Dia menolak untuk mengatakan berapa banyak negara yang telah setuju membayar gas dalam rubel.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: