Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alert! Eks Direktur WHO Minta Pemerintah Kasih Penjelasan Rinci Soal Kematian...

Alert! Eks Direktur WHO Minta Pemerintah Kasih Penjelasan Rinci Soal Kematian... Kredit Foto: Getty Images/AFP/Fabrice Coffrini
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama menyoroti tiga kasus meninggalnya pasien anak di Jakarta, yang menderita hepatitis akut misterius. Sebagaimana disampaikan Kementerian Kesehatan, sehari sebelum Lebaran. 

Sekadar latar, saat ini dunia telah mencatat lebih dari 170 kasus hepatitis akut misterius pada anak, dengan satu kasus meninggal dunia. Ditambah kasus di Indonesia, angka kematian tersebut meningkat jadi empat. 

Baca Juga: Perhatian, Ada Kabar Kurang Baik dari WHO, Misteri Hepatitis Eropa, 1 Nyawa Sudah Melayang

Berhubung ini adalah pengumuman pertama, Prof. Tjandra berharap, pemerintah bisa memberikan penjelasan lebih lanjut di hari-hari mendatang. Setidaknya tentang tiga hal.

"Pertama, dalam rilis Kementerian Kesehatan belum disebutkan, bagaimana hasil laboratorium Hepatitis A,B,C dan E pada ketiga kasus tersebut. Data dunia menyebutkan, pada kejadian hepatitis yang banyak dibahas ini, hasil lab hepatitis A - E pada pasien tersebut negatif," kata Prof. Tjandra, yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI.

Selain itu, tentu juga perlu diungkap hasil, mengenai ada tidaknya adenovirus 41, yang kini banyak diduga sebagai biang kerok hepatitis di lintas benua ini.

Kedua, kita tentu amat berduka karena ketiga kasus di Jakarta ini semuanya wafat. Kalau data dunia, terdapat satu kasus meninggal, dari total lebih dari 170 kasus.

"Jadi, akan baik kalau ada penjelasan lebih rinci tentang perbedaan fatalitas ini. Satu meninggal dari 170 kasus di dunia, dan tiga kasus hepatitis akut misterius di Tanah Air semuanya berujung pada kematian," tutur mantan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), yang juga mantan Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian Kesehatan (Balitbangkes).

Ketiga, selain penjelasan tentang hasil laboratorium hepatitis A-E dan juga adenovirus pada kasus di Tanah Air, pemerintah sebaiknya juga menyampaikan ke publik, mengenai hasil pemeriksaan terhadap jenis virus lainnya.

Dalam hal ini, WHO merekomendasikan pemeriksaan darah, serum, urine, faeses, sampel saluran napas dan bila mungkin biopsi hati.

"Semuanya untuk pemeriksaan karakteristik virus secara mendalam, termasuk sequencing," pungkas Prof. Tjandra. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: