Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cara CEO Ayobantu.com Optimalkan Hobi Olahraga Jadi Langkah Akomodasi Gerakan Kemanusiaan

Cara CEO Ayobantu.com Optimalkan Hobi Olahraga Jadi Langkah Akomodasi Gerakan Kemanusiaan Kredit Foto: Ayobantu.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Agnes Yuliavitriani merupakan seorang sport enthusiast yang secara spesifik menekuni triathlon, yaitu olahraga yang menaungi cabang olahraga lari, bersepeda, dan berenang. Hobinya ini membuatnya terlibat dalam berbagai komunitas, baik komunitas lari, bersepeda, berenang, hingga komunitas triathlon itu sendiri.

Agnes bercerita komunitas-komunitas yang terbentuk atas dasar kecintaan terhadap olahraga ini gemar melakukan kegiatan sosial dengan memberikan bantuan, tak hanya kepada masyarakat umum, tetapi juga kepada anggota komunitasnya sendiri. Pasalnya, kegiatan olahraga berkaitan erat dengan risiko kesehatan yang terkadang membuat pemainnya memerlukan perawatan di rumah sakit. Oleh sebab itu, para anggota komunitas berinisiatif mengumpulkan dana untuk kemudian disalurkan kepada yang membutuhkan.

“Kendalanya, ketika ada galang dana atau patungan, kami bingung menggunakan rekening siapa, karena dana ini bisa saja tercampur uang pribadi atau kemungkinan-kemungkinan lainnya. Berangkat dari sini, lahirlah ide membuat crowdfunding berbasis sosial yang tujuannya mempermudah komunitas untuk memberikan bantuan,” ungkap Agnes saat berbincang dengan Warta Ekonomi beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Mengulik Lebih Dalam Chatbot Kata.ai, Produk AI yang Mampu Efisiensikan Operasional Bisnis

Ide tersebut yang kemudian melahirkan platform penggalangan dana digital Ayobantu.com. Berdiri pada awal 2020 lalu, Ayobantu.com memfasilitasi wadah yang dapat memediasi kebutuhan pihak yang ingin membagikan informasi donasi dengan masyarakat yang ingin berdonasi. Hingga artikel ini ditulis, Ayobantu.com telah mengumpulkan dana sebanyak Rp3,2 miliar dari 19.109 donatur.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar Ayobantu.com, berikut kutipan perbincangan Warta Ekonomi bersama CEO Ayobantu.com Agnes Yuliavitriani.

Sejauh mana peran Ayobantu.com? Apakah sebatas memfasilitasi wadah penggalangan dana atau turut menyalurkan dana itu sendiri?

Awalnya, kami turut menyalurkan dana karena saat itu yayasan mitra juga belum banyak yang masuk sehingga kami terjun sendiri [menyalurkan dana] ke rumah sakit. Kami berdiri saat pandemi lagi heboh-hebohnya, jadi waktu itu kami menggalang dana untuk tenaga medis dan menyerahkan sendiri donasinya. Kami juga menghubungi teman-teman yang ada di luar Jawa untuk bantu menyalurkan donasi. Jadi, kami bergerak sendiri juga, tetapi sebagai jembatan juga.

Kalau sekarang, [peran] kami lebih sebagai jembatan karena sudah banyak yayasan mitra yang bergabung. Saat ini, sudah lebih dari 90 yayasan mitra yang tergabung dan ke depannya masih akan terus bertambah.

Penggalangan dana online sudah ada sejak sebelumnya, bagaimana Anda meyakinkan donatur untuk berdonasi di Ayobantu.com?

Sebenarnya tidak ada cara atau resep khusus. Namun, karena kami basisnya dari komunitas, dan kekuatan komunitas itu surprisingly “wow”, kami banyak melakukan pengembangan dari ide dan saran yang kami terima dari komunitas. Sebaik mungkin kami memfasilitasi komunitas untuk pengembangan kami juga.

Selain itu, kami juga menggaungkan kampanye dengan banyak cara, salah satunya dengan event olahraga tersebut. Kadang, ada challenge seperti lari 85 km yang berat dilakukan. Tetapi, kami kampanyekan larinya itu untuk menggalang dana sehingga [larinya] tidak sia-sia. Dengan begitu, orang-orang jadi merasa penggalangan dananya unik melalui charity event dan akhirnya menimbulkan efek domino. Dari situ, orang-orang tertarik untuk berdonasi.

Penggalangan dana ini kan juga membutuhkan trust dari donatur, bagaimana cara Ayobantu.com memfiltrasi penggalang dana guna memastikan keaslian dari penggalangan dana yang dilakukan?

Kalau kami lebih suka ribet di awal daripada di akhir kami kelabakan. Jadi, dari awal kami mengharuskan setiap mitra yang akan join di Ayobantu.com untuk melengkapi semua dokumen yang dibutuhkan. Misalnya, kalau yayasan itu pasti ada akta yayasan, izin usaha, dan lain-lain. Kami juga mengharuskan foto selfie dengan KTP untuk memastikan [penggalang dana] ini real person. Jadi, benar-benar yang ada KTP dan sesuai dengan nama yang didaftarkan di sini [Ayobantu.com].

Kemudian, untuk kategori medis, kami juga mengharuskan penggalang dana untuk melampirkan surat keterangan medis dari dokter atau rumah sakit terkait. Memang agak ribet, tapi untuk kebaikan bersama jadi mereka oke saja. 

Tapi, tak jarang juga kami tolak dan mereka menyerah. Kalau dari kami ya sudahlah, walaupun nanti ada komplain.

Di sisi lain, sekarang publik juga sudah pintar menilai penggalangan dana yang palsu atau tidak masuk akal. Jadi sebenarnya, publik sendiri sudah pintar menilai.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: