Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berat Badan Naik usai Lebaran? Waspada Penyakit Mengintai

Berat Badan Naik usai Lebaran? Waspada Penyakit Mengintai Kredit Foto: Foto/istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berlebaran selama dua hari, ditambah lagi libur panjang pastinya tidak lepas dengan kebiasaan makan bersama. Tentu menyenangkan bisa menikmati hidangan yang enak dan menarik.

Tetapi, perlu diingat bahwa makan berlebihan dan kurang bergerak dapat menyebabkan berat badan bertambah dan berisiko terserang penyakit. Bagi yang sudah memiliki penyakit penyerta dapat berpotensi memperparah kondisinya dan mengakibatkan kematian.

Health Claim Senior Manager Sequis, dr Yosef Fransiscus  mengatakan bahwa meningkatnya berat badan utamanya disebabkan karena terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak dan berkalori tinggi. 

Saat berlebaran biasanya tidak lepas dari opor ayam, gulai rendang, dan ketupat serta masih banyak lagi. Pun waktu bulan puasa banyak juga yang berbuka dengan menyantap makanan berminyak, banyak mengandung tepung, dan minuman manis.

“Mengonsumsi kalori lebih tinggi dari yang tubuh butuhkan berpotensi membuat berat badan naik drastis. Misalnya saja, tubuh membutuhkan sekitar 2000 kalori, jumlah tersebut bisa sekaligus ada dalam satu porsi hidangan lebaran,”Ucap dr Yosef.

Tidak hanya kalori, makanan yang mengandung gula dalam santapan lebaran, seperti kue kering dan minuman manis jika dikonsumsi sering dalam porsi banyak juga menjadi pencetus kenaikan berat badan hingga obesitas terjadi lebih cepat serta mudah terserang penyakit diabetes.

Selain karena makanan tinggi kalori dan gula, penyebab berat badan naik dengan cepat juga bisa jadi karena kurang tidur dan kurang aktivitas fisik.

Saat tubuh kurang tidur, hormon insulin, leptin dan ghrelin menjadi tidak seimbang yang dapat memicu nafsu makan lebih tinggi sehingga durasi dan porsi makan bisa lebih banyak dari biasanya.

Ditambah lagi dengan kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga maka tubuh akan mengalami surplus kalori atau jumlah kalori yang masuk akan lebih banyak daripada yang dibakar.

“Kelebihan kalori dalam tubuh jika tidak habis terbakar akan menjadi timbunan lemak dan berat badan akan melonjak naik,”tegasnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Kecelakaan Mudik Lebaran 2022 di Jabar Menurun

Dr Yosef menyarankan agar masyarakat tetap aktif berolahraga sebagaimana dulu sering dilakukan pada masa awal pandemi agar tubuh tetap kuat dan imunitas terjaga.

Ia mendorong agar masyarakat tidak mengabaikan olahraga rutin karena olahraga adalah cara sederhana dan murah untuk meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh, membantu mengendalikan kenaikan berat badan serta memelihara fungsi organ tubuh.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: