Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bela Rektor ITK, Habib Kribo: Agama itu Cukup Pelajari 5 Waktu Saja lah

Bela Rektor ITK, Habib Kribo: Agama itu Cukup Pelajari 5 Waktu Saja lah Kredit Foto: Instagram/Habib Kribo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Zen Assegaf, atau yang akrab disapa Habib Kribo membela pernyataan Rektor Institut Tehnologi Kalimantan (ITK) Prof Budi Santosa Purwokartiko di sosial media April 2022 lalu yang bikin geger.

Banyak yang menuding cuitan Prof Budi bertendensi rasis dan mudah sekali memberikan label terhadap  golongan yang berjilbab.

Habib Kribo pun pasang badan, menurutnya, tak ada pernyataan Prof Budi yang terkesan menyudutkan golongan tertentu dalam cuitannya.

"Saya perhatikan ucapan rektor ini gak ada masalah, dia hanya ingin membangkitkan mahasiswa itu kalau kuliah itu ya fokus di bidangnya, belajar," kata Habib Kribo dalam talkshow di TV One.

Habib Kribo juga meminta semua pihak agar tidak setengah-setengah memotong pernyataan Rektro ITK.

"Rektor ini juga bilang orang yang suka demo, bukan hanya yang jilbab itu aja," tambahnya.

Habib Kribo menilai memang akhir-akhir ini banyak ditemukan di kampus-kampus gerakan radikal, yang akhirnya membuat prestasi mahasiswa jadi jeblok. Untuk itu, ia meminta agar mahasiswa tak perlu disibukan dengan kegiatan-kegiatan lain, termasuk untuk aktif di kegiatan keagamaan, supaya bisa fokus belajar dan nantinya jadi orang yang sukses.

"Banyak mahasiswa akhir-akhir ini kayak mabok agama, bagi saya agama itu persoalan kebajikan saja. Begini saja lah, agama itu cukup pelajari lima waktu aja lah, mahasiswa ga perlu terlalu concern, ikut aktivis ini itu. Ikut lah aktivitas yang menunjang pendidikannya," tandasnya.

Tak hanya itu, Habib Kribo juga menegaskan bahwa beragama itu tak perlu mengumbar simbol identitas keislamannya.

"Agama itu gak harus bergaya Insya allah, antum-anti. Imam Ali itu mengatakan sebaik-baiknya ibadah itu bukan shalat dan puasa tapi memikirkan ciptaan Tuhan. Dalam Alquran itu cuma 1 persen urusan ibadah, 99 persen itu isinya hubungan keduniaan, kemajuan," tandasnya.

Dia pun menuding kalau banyak aktivitas ektrimis radikalis yang masuk kampus dengan dalih mengajak aktif di organisasi keagamaan.

"Maaf-maaf itu ya, yang jilbab-jilban ini terkesan bau-bau HTI ini, ekstrimis ini, dia gerakannya radikal mereka itu kuliah bukan untuk belajar, tapi ingin mempengaruhi orang, saya tahu gerakan mereka. Sekali lagi saya tegaskan kalau tujuan rektor ini cuma minta fokus ke pendidikannya, jangan mengikuti kegiatan-kegiatan lain," pungkasnya.

Sebelumnya Rektor ITK Prof Budi Santosa menulis status di Facebook, salah satu kalimat yang diprotes adalah memberikan labeling kepada mahasiswa berjilbab.

"Pilihan kata-katanya juga jauh dari kata-kata langit: insaallah, barakallah, syiar, qadarullah, dan sebagainya," 

"Jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun. Otaknya benar-benar openmind, mereka mencari Tuhan ke negara-negara maju seperti Korea, Eropa barat dan US, bukan ke negara yang orang-orangnya pandai bercerita tanpa karya teknologi," cuitnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: