Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Moeldoko: Jabar Jadi Percontohan Penurunan Angka Stunting Nasional

Moeldoko: Jabar Jadi Percontohan Penurunan Angka Stunting Nasional Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Subang -

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemdaprov Jabar) telah berhasil menekan jumlah anak dengan kondisi gagal tumbuh (stunting).

Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal (Purn) Moeldoko, mengapresiasi capaian Provinsi Jawa Barat tersebut. Bahkan, jumlah stunting di provinsi yang berbatasan dengan Ibu Kota DKI Jakarta ini sudah berada di bawah angka nasional.

Baca Juga: Tiga Wilayah Jabar Butuh Kepala Daerah Baru, Mana Saja?

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo menargetkan pada 2024 mendatang jumlah stunting di Indonesia tinggal 14%. "Di Jawa Barat sudah 13%, sudah di bawah target nasional," kata Moeldoko saat menghadiri Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga, di Kabupaten Subang, Jawa Barat Kamis (12/5/2022).

Oleh karena itu, Moeldoko meminta pemerintah daerah lainnya menjadikan Jawa Barat sebagai acuan dalam menurunkan jumlah stunting.

"Jawa Barat sudah berhasil, sudah mendahului nasional. Pemerintah daerah supaya melihat Jawa Barat sebagai benchmarking, sebagai upaya untuk memperbaiki stunting apabila daerah-daerah lain belum sesuai," ungkapnya.

Dia juga memastikan pemerintah pusat menjadikan penurunan stunting sebagai program strategis nasional. Kehadiran dirinya di Subang pun untuk memastikan berbagai upaya yang diambil tepat sasaran dan berhasil mengurangi jumlah anak dengan kondisi gagal tumbuh.

"Saya hadir untuk mengawal dan memastikan program strategis nasional ini bisa berjalan dengan baik. Anti-stunting adalah program strategis nasional, harus dikawal," tegasnya.

Adapun Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) menjelaskan, pihaknya melakukan berbagai cara untuk menekan jumlah stunting. Salah satunya adalah dengan menerbitkan peraturan gubernur tentang percepatan penurunan stunting. Selain itu, upaya pencegahan dilakukan sejak orang tua memulai pernikahan.

"Kami serius. Sebelum Perpres Pak Jokowi lahir, Pergub sudah mendahului. Setahun sebelumnya terbit Pergub Percepatan Penurunan Stunting," ujarnya.

Emil menjelaskan, stunting terjadi karena beberapa faktor seperti minimnya sarana kesehatan, kurang baiknya sanitasi di rumah, pola asuh, dan gizi yang buruk. "Kami (Pemdaprov Jabar) punya Ojek Makanan Balita (Omaba), ini salah satu upaya yang bisa mencegah," katanya.

Melalui Omaba, Pemdaprov Jabar mendistribusikan makanan bergizi untuk dikonsumsi anak. "Kami juga punya strategi yang sangat berbasis data. Daerah mana dijadikan target pencegahan stunting. Apakah ibunya, anaknya. Lalu berbasis rentang usia. 1.000 hari pertama jadi rawan," ujarnya.

Gubernur Jabar juga memastikan pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat memberi perhatian penuh dalam penanganan stunting ini.

"Seperti di Kabupaten Subang, pemdanya memberi 253 motor untuk pendampingan masyarakat. Ini bentuk dukungan dari Pemerintah Daerah," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: