Dituding Ekstremis oleh Singapura Gegara Ceramah Jin Kafir, UAS: Semua Itu Sudah Tuntas
Alumnus Darul Hadis Maroko itu juga mengaku pernah "diusir" dari Swiss sesudah masuk faksimile dari Jakarta. Isinya memuat gambar UAS berceramah di Amsterdam, Belanda, dan "diusir".
"Siapa mengirim fax dari Jakarta? Sejarah akan membuktikan 'sampah-sampah sejarah'," kata dia.
Tuduhan ekstremis Singapura terhadap UAS ini juga bertolak belakang dengan pengakuan dari Malaysia. Sebab, belum lama ini UAS justru memperoleh gelar doktor kehormatan (Honoris causa) dari International Islamic University College Selangor. Kampus Malaysia itu memberikan gelar tersebut dengan sejumlah pertimbangan.
Baca Juga: Reaksi Keras Guntur Romli PSI Sindir Penolakan UAS: Ternyata Doyan Juga Liburan ke Singapura
Di antaranya, UAS dipandang berhasil dalam menggerakkan dakwah Islam, khususnya di Asia Tenggara. Maka dari itu, IIUC Selangor menganugerahkan gelar doktor honoris causa dalam bidang Pengajian Islam atau Islamic Studies kepada mubaligh kelahiran Silo Lama, Asahan, Sumatra Utara itu.
Upacara pemberian gelar itu diselenggarakan pada 24 Januari 2022 di kampus IIUC Selangor. Penganugerahan gelar kehormatan tersebut juga dengan persetujuan pihak Kementerian Luar Negeri Malaysia.
Baca Juga: Miyabi ke Jakarta, Warganet Bandingkan dengan Penolakan UAS oleh Singapura: Miyabi Pemersatu Bangsa!
Dalam surat yang ditandatangani Khaeriah Zaehera Abd Kayyum, Kepala Bagian Asia Tenggara Kemenlu Malaysia, menyebutkan bahwa UAS merupakan seorang pendakwah yang mendukung kian eratnya persahabatan antara Malaysia dan RI. Di samping itu, sumbangsihnya pada dunia dakwah Islam tidak perlu diragukan lagi.
"Ceramah beliau (UAS) tidak pernah menimbulkan kontroversi dan kandungannya (ceramah UAS) juga menggalakkan persahabatan serumpun antara kedua negara berteraskan Islam," kata Khaeriah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: