Menutup sambutannya, Wapres berharap pembangunan NIS berjalan dengan lancar. "Kita berharap pembangunan Kawasan Industri NIS di Motui, Konawe Utara berjalan lancar dan selesai sesuai dengan target yang direncanakan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan inayah-Nya, dan meridai segala ikhtiar yang kita lakukan," pungkasnya.
Sejalan dengan Wapres, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi juga mengapresiasi dibangunnya PT NIS di Konawe Utara, Sulawesi Utara. Menurutnya pembangunan pengolahan mineral atau smelter merupakan proyek strategis dalam mendukung hilirisasi di Indonesia yang terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah.
Baca Juga: Kepada Forum Rektor Aceh, Wapres Minta Perdamaian di Aceh Guna Bangun Kesejahteraan Masyarakat
"Tentu kami pemerintah daerah bersama mendukung penuh PT Nusantara Industri Sejati dan PT Industri Smelter Nusantara menjalankan aktivitas usahanya di wilayah Sulawesi Tenggara, dalam hal mengolah sumber daya alam bijih nikel laterit menjadi barang-barang industri hilirnya, dan berharap dapat meningkatkan nilai-nilai investasinya di masa yang akan datang," ujar Ali Mazi.
Sementara itu, Presiden Komisaris NT Corp Nurdin Tampubolon menyampaikan, pembangunan smelter merupakan komitmen PT NIS dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk menghentikan ekspor raw material.
Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin: Perkembangan Industri Harus Diiringi Pengelolaan yang Benar
"PT NIS berkeinginan yang kuat untuk masuk dalam rencana besar ini dengan cara membangun kawasan industri berbasis Nikel dan membangun Smelter Nikel yang menghasilkan Ferro Nickel sebagai bahan baku untuk pabrik lainnya, dalam bentuk produk turunan seperti Nickel Metal, Ni Powder, Batteries, sampai kepada aplikasi untuk industri otomotif, alat rumah tangga, dan peralatan kesehatan," ungkap Nurdin.
Terkait dengan peluang tersebut, Nurdin melaporkan, PT NIS akan membangun Smelter dengan teknologi Rotary Kiln-Electris Furnice (RKEF) dengan kapasitas 500.000 Ton Ferro Nickel (Feni) per tahun, dengan kadar Nikel 10-12%. Smelter ini akan dibangun dengan menggunakan luas area tahap pertama, yaitu 375 Hektar di Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: