Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Save The Children Usung Partisipasi Anak Wujudkan 'Dari Risiko Menuju Resiliensi' di GPDRR Bali

Save The Children Usung Partisipasi Anak Wujudkan 'Dari Risiko Menuju Resiliensi' di GPDRR Bali Kredit Foto: Save The Children
Warta Ekonomi, Jakarta -

Save The Children mengusung hak partisipasi anak dalam upaya pengurangan risiko bencana pada penyelenggaraan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 yang digelar di Bali.

Melalui pertemuan yang mengacu pada kerangka kerja Sendai, Save The Children mendorong agar anak dilibatkan dalam perumusan resiliensi bencana itu sendiri.

Baca Juga: Lewat GPDRR 2022, Muhadjir Effendy Ajak Generasi Muda Ikut Aksi Tanam 10 Juta Pohon di 34 Provinsi

"Salah satu kelompok paling rentan dan berisiko adalah anak-anak sehingga resiliensi anak harus dibangun dengan melibatkan anak itu sendiri," ujar Troy Pantouw, Chief of Advocacy, Campaign, Communication & Media Save the Children Indonesia, dalam keterangannya, Rabu (25/5).

Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap ancaman bencana. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat 5.402 total kejadian bencana pada tahun 2021, sebanyak 728 orang meninggal dunia, dan lebih dari 7 juta jiwa menderita dan mengungsi, termasuk anak-anak.

Survei Save the Children kepada lebih dari 400 anak tahun 2019 di Jawa Barat menemukan fakta bahwa 70% anak tidak mengetahui cara menyelamatkan diri dari bencana. Sementara itu, 80% anak memiliki ketertarikan untuk belajar mengenai program pengurangan risiko bencana.

Sebagai upaya untuk mencegah dan mengurangi risiko bencana terhadap anak, penting untuk memberikan ruang bagi anak-anak untuk bersuara, berkontribusi, dan terlibat dalam pengambilan keputusan yang menetukan masa depan yang aman bagi mereka. Dampak bencana yang nyata terhadap anak bukan saja berbentuk kerusakan dan kehilangan, melainkan juga membuat anak-anak kehilangan hari belajar mereka dan timbulnya berbagai ketidakpastian akan masa depan dan tumbuh kembang anak.

Dalam GPDRR kali ini, Save the Children berbagi praktik baik terkait partisipasi anak yang bermakna dalam program pengurangan risiko bencana yang telah dilakukan oleh Save the Children di Jawa Barat. Program ini telah menunjukan bagaimana anak-anak dapat berperan sangat penting di komunitas mereka. Anak-anak dan anak muda terbukti dapat mengidentifikasi risiko, mengembangkan rencana aksi, dan melakukan inisiatif untuk berbagai upaya pendidikan pengurangan risiko bencana.

Tak hanya itu, pada kesempatan diskusi global ini juga, Save the Children melibatkan 2 orang perwakilan anak dan orang muda untuk dapat memberikan masukan baik dalam kertas posisi Indonesia maupun dalam forum diskusi bersama dengan negara lainnya.

“Kami mendorong agar seluruh pemangku kebijakan dan lembaga dapat meningkatkan pengembangan kapasitas kepada anak dan orang muda baik dalam level provinsi, nasional, bahkan internasional," kata Annisa (18 tahun), Anggota Dewan Penasihat Anak dan Orang Muda (Children & Youth Advisory Network) Save the Children Indonesia.

"Selain itu, penting untuk melibatkan anak dan orang muda dalam proses pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan rekomendasi anak serta pengalaman dari kehidupan anak itu sendiri," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: