Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sosok Mendiang Buya Syafii Maarif Dimata Din Syamsuddin

Sosok Mendiang Buya Syafii Maarif Dimata Din Syamsuddin Kredit Foto: Instagram/Din Syamsuddin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Semenjak diumumkan wafatnya Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif pada Jumat, (27/05/200), banyak pihak yang merasa kehilangan. Pasalnya, sosok yang kerap dipanggil Buya Syafii itu adalah sosok penting di Muhammadiyah dan juga tokoh muslim terkemuka.

Banyak tokoh yang mengenang luar biasanya peran Buya Syafii dalam aspek agama dan negara. Seperti cerita soal Buya Syafii yang dikemukakan oleh mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Muhammad Sirajuddin Syamsuddin atau lebih akrab disebut dengan Din Syamsuddin.

Baca Juga: Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel: Bangsa Indonesia Berduka Kehilangan Buya Syafii Maarif

Menurutnya, mendiang Buya Syafii adalah sosok ulama, cendekiawan, dan pujangga yang telah banyak melahirkan pemikiran yang berguna bagi Indonesia. Pikiran Almarhum, katanya, bernada kritis, reflektif, dan menggelitik.

"Hal demikian bertolak dari batin yang resah dan gelisah terhadap realitas kehidupan umat Islam/Bangsa Indonesia yang antara idealitas dan realitas dinilainya masih senjang dan berjarak. Sebagai pengejawantahannya  lahirlah kritik-kritik (tepatnya otokritik) yang keras bahkan "pedas", yang oleh sebagian dirasakan tidak nyaman didengar," kata Din Syamsuddin.

Pergaulan Ketua Majelis Permusyawaratan Partai Pelita itu bersama Buya Syafii Maarif telah membuatnya melihat bagaimana mendiang sosok yang unik, perenung, dan pegaul yang simpatik. Pikiran-pikiran Buya Syafii juga muncul dari obsesinya terhadap kemajuan umat Islam dan bangsa.

"Dia sampaikan dengan ketulusan tanpa pamrih (bahkan terkesan nyaris "lugu politik"), karena baginya keyakinan akan kebenaran harus disampaikan demi kebenaran itu sendiri. Dan, baginya otokritik perlu berdaya kejut (shock teraphy) karena hanya dengan demikian kaum yang sedang tidur pulas akan terbangunkan," katanya. "Sebagian pikirannya sudah terlembaga dalam wawasan keMuhammadiyahan dan menjelma dalam Gerakan Pencerahan Muhammadiyah. Sebagian yang lain (yang juga menjadi pikiran banyak tokoh Muhammadiyah) masih harus terus diperjuangkan, yakni menjadikan Muhammadiyah sebagai Gerakan Ilmu."

Bagi Din Syamuddin, peran Buya Syafii sangat penting, terutama dalam memajukan Muhammadiyah yang lebih baik melalui pikirannya. "Di sinilah maqam tinggi pikiran Almarhum Buya Syafii Maarif," kata Din.

Ia pun mendoakan buah pikiran mendiang Buya Syafii dapat terus berlanjut, dan juga dapat terwujud.

"Semoga kegelisahan itu dibawanya ke alam barzakh dan kita semua masih dapat berdialog secara ruhiyah untuk menjadikan perjuangan mewujudkan pikiran-pikiran Almarhum sebagai amanah bagi kita dan amal jariah bagi Jiwa yang Tengah Pergi ke Haribaan Sang Robbi," pungkasnya.

Sebelumnya, kabar duka ini telah disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.

"Muhammadiyah dan bangsa Indonesia berduka. Telah wafat Buya Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif pada hari Jumat tgl 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping," kata Haedar Nashir.

Haedar mendoakan almarhum husnul khatimah, diterima amal ibadahnya, diampuni kesalahannya, dilapangkan kuburnya dan ditempatkan di jannatun na'im.

"Mohon dimaafkan kesalahan beliau dan do'a dari semuanya. Pemakaman dll informasinya menyusul," ucap Haedar Nasir.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Adrial Akbar
Editor: Adrial Akbar

Bagikan Artikel: