Karakteristik Ombak Kiri dan Tubular Jadi Pemikat Surfer Dunia Datang ke G-Land Banyuwangi
"Biasanya saya surfing di sini dengan line up banyak orang yang juga ikut menunggu ombak. Saat lomba cuma 2 atau 3 orang di dalam laut. Jadi memudahkan untuk saya untuk melakukannya, dan saat ombak itu datang kepada saya, semua harus berhati-hati," katanya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, Indonesia patut bersyukur dikaruniai banyak pantai dengan ombak surfing yang tersebar di sepanjang pesisir pantai bagian Barat dan Selatan Samudra Hindia serta pesisir pantai Samudra Pasifik. Menurutnya, potensi ini harus terus dikembangkan sehingga dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke Indonesia.
Baca Juga: Menparekraf: Indonesia Siap Tampilkan Pariwisata Tangguh Bencana ke Delegasi GPDRR 2022
"Indonesia mempunyai ratusan pantai surfing, 30 di antaranya menjadi lokasi surfing kelas dunia. Dan kejuaraan surfing internasional WSL membawa dampak langsung pada ekonomi di daerah serta menjadi ajang promosi yang efektif karena event sport tourism ini mendapat liputan media internasional," katanya.
Menparekraf Sandiaga mengatakan, cara terbaik bagi daerah yang menjadi destinasi surfing kelas dunia adalah dengan mengadakan kompetisi WSL tahunan yang mendatangkan peselancar internasional.
Baca Juga: Puji Anies Baswedan, Pengamat: Sirkuit Formula E Bukti Pemprov DKI Serius Gelar Event Internasional
"Selain meningkatkan pendapatan ekonomi daerah, juga terpromosikan berkat liputan media ke seluruh dunia sehingga meningkatkan kunjungan para surfer dunia untuk menikmati ombak yang sempurna, pantai yang indah, dan keramahtamahan penduduk Indonesia," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas