Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menparekraf: MotoGP Mandalika 2022 Berikan Multiplier Effect Bangkitkan Ekonomi Tanah Air

Menparekraf: MotoGP Mandalika 2022 Berikan Multiplier Effect Bangkitkan Ekonomi Tanah Air Kredit Foto: Kemenparekraf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perhelatan MotoGP Mandalika 2022 membawa efek multiplier ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat NTB namun juga seluru provinsi Indonesia. Dalam hal ini kontribusi terhadap kenaikan pendapatan domestic regional bruto (PDRB) NTB sebesar 1,46% year on year (y-o-y).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, Pertamina Grand Prix of Indonesia (MotoGP Mandalika 2022) yang sukses digelar pada 18-20 Maret 2022 di Pertamina Mandalika International Circuit memberikan multiplier effect yang luar biasa, tidak hanya peningkatan pada ekonomi Nusa Tenggara Barat saja, tapi juga dengan daerah-daerah Indonesia lainnya.

Baca Juga: Kemenparekraf Ajak Pelaku Pariwisata Turut Aktif Tanggulangi Bencana

Dalam hal ini, Menparekraf menjabarkan granularity atau data tambahan yang lebih detail mengenai event balap internasional tersebut.

Seperti penyediaan makanan dan minuman 1,04% dan transportasi pergudangan 0,74%. Perhelatan MotoGP juga memberikan nilai tambah kepada Indonesia sebesar Rp4,5 triliun. "Jadi di luar angka Rp700 miliar hampir Rp800 miliar yang kita perkirakan," katanya.

Baca Juga: Bakal Dihadiri Jokowi, 1.700 Personel Kepolisian Siap Amankan Ajang Formula E Jakarta!

Pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan I tahun 2022 sebesar 7,76%, sementara secara nasional di angka 5,01%. Peningkatan  lapangan usaha yang didominasi oleh sektor parekraf yaitu akomodasi, makanan, dan minuman yaitu 22,29 persen, transportasi dan pergudangan sebesar 15,36%.

Penumpang yang datang ke NTB naik secara signifikan, melalui angkutan udara 94,81%  dan angkutan laut naik 74,91%. "Termasuk saya, karena saya datangnya melalui jalur laut. Saya datang dari Padangbai menuju Bangsal," kata Menparekraf.

Selain itu, survei dampak MotoGP Mandalika terhadap pelaku usaha menunjukkan sejumlah hasil yang membahagiakan. Pertama peningkatan sebanyak 41% pelaku usaha selama event MotoGP, di mana 23 persen di antaranya berasal dari luar NTB. Kemudian, 59% pelaku usaha mendapatkan fasilitasi pelaksanaan MotoGP dan paling banyak memperoleh bantuan dari pemerintah sebesar 40,5%.

"Sebesar 46% pelaku usaha merupakan usaha rumah tangga, jadi ini banyak ibu-ibu UMKM dan saat MotoGP produk UMKM ekonomi kreatif yang paling laku adalah kuliner sebesar 50,34% , kriya 19,31%, dan fesyen ini yang perlu didorong lebih lagi sebesar 15,86% dan lainnya 14,48%," kata Menparekraf.

Baca Juga: Pembeli Tiket Formula E Mayoritas Orang Asing, DPRD DKI: Tidak Seheboh F1 dan MotoGP

Menparekraf menjelaskan bahwa telah terjadi pergesaran pendapatan mulai dari Rp5 juta sampai Rp50 juta. Ia pun berharap event MotoGP yang sukses digelar pada Maret 2022 menjadi motivasi dan semangat dalam menyambut event Formula E yang akan diselenggarakan pada 4 Juni 2022 di Jakarta.

"Ini akan menjadi momentum kebangkitan ekonomi kita khususnya di Jakarta dan di daerah sekitar Jabodetabek dan berdasarkan data yang kami terima dari 50 persen penjualan tiket ajang balap Formula E sudah terjual oleh Warga Negara Asing (WNA) sebanyak 14.800 tiket dari total 52.500 kursi yang disediakan sudah laku terjual," katanya.

Baca Juga: Lili Lagi, Lili Lagi, Kini Dilaporkan Gegara Nonton Motogp di Mandalika

"Itu saja yang bisa kita share pengalaman kami pada Maret dan kita pada Juni ini juga akan meningkatkan multiplier effect pada ekonomi lokal dan ekonomi daerah serta ekonomi nasional," katanya.

Carbon Footprint Calculator

Dalam acara Weekly Press Briefing, Menparekraf Sandiaga menjelaskan bahwa Kemenparekraf telah mengusung program Carbon Footprint Calculator (CFPC). Di mana program ini adalah upaya menyerap jejak karbon yang dihasilkan industri pariwisata demi membantu mencegah dampak buruknya pada iklim.

Carbon Calculator sendiri akan menghitung seberapa besar emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas seseorang wisatawan (dari dan ke) di destinasi.

Hasil dari perhitungan kalkulator karbon akan dikonversi dalam bentuk donasi melalui penanaman pohon untuk menghadirkan ruang hijau yang lebih banyak dan lebih luas, sehingga memberikan dampak positif dalam memperbaiki kualitas udara dan target net zero emission di tahun 2060 pun dapat tercapai.

Baca Juga: Menparekraf Temui Presiden Majelis Umum PBB Bahas Resiliensi Keberlanjutan Sektor Pariwisata

"Kita ingin memanfaatkan momentum G20 untuk menyuarakan inisiatif pariwisata berkelanjutan sekaligus mempromosikan ekowisata Indonesia, sudah saatnya kita menjadi bagian dari solusi bukan dari permasalahan," kata Menparekraf Sandiaga Uno.

Dari lima pilar yang ada dalam Tourism Working Group pertama, di mana salah satunya climate action, biodiversity conservations, dan circular economy akan menjadi fokus Menparekraf guna menghadirkan pariwisata berkelanjutan.

Baca Juga: Menparekraf: Indonesia Siap Tampilkan Pariwisata Tangguh Bencana ke Delegasi GPDRR 2022

"Ini yang saya ingin dorong sebagai bagian dari agenda besar kita menggunakan momentum G20 agar kita menuju net zero emission pada tahun 2060," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: