Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Santai Tanggapi Kritik Grace Natalie, Sutiyoso: Saya Nasionalis, Bukan Rasis

Santai Tanggapi Kritik Grace Natalie, Sutiyoso: Saya Nasionalis, Bukan Rasis Kredit Foto: IG @h_sutiyoso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso menanggapi santai kritik dari eks Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie.

Sebelumnya, Grace mengkritik pernyataan Sutiyoso, atau yang akrab disapa Bang Yos, soal TKA Cina yang diduga mengandung rasisme dan berpotensi memecah belah persatuan bangsa. Merespons kritik tersebut, Bang Yos menyatakan dirinya merupakan seorang nasionalis.

"Saya nasionalis sejati, bukan rasis," ujar Bang Yos saat dihubungi Warta Ekonomi, Selasa (31/5/2022).

Baca Juga: Peringatan Sutiyoso soal TKA China Dianggap Rasis, Giliran Ngomong Nasib Habib Rizieq Dibilang...

Ia kemudian mengutip tulisan Jaya Suprana yang meyakini sikapnya bukan merupakan tindakan rasisme. Dalam tulisannya, Jaya Suprana menyebut, "Keberpihakan saya dan Bang Yos kepada tenaga kerja Indonesia semata merupakan kewajiban nasionalisme tanpa sedikit pun mengandung niat rasisme."

Setelah mengutip tulisan tersebut, Bang Yos mengatakan, "Biar yang jawab orang lain saja."

Seperti yang telah diketahui, Grace Natalie menilai ucapan Bang Yos tentang TKA Cina rasis, tendensius, dan berlawanan dengan realitas. Grace Natalie menyayangkan sikap Bang Yos yang memiliki karier panjang di militer dan pernah dipercaya Presiden Jokowi sebagai Kepala BIN.

Baca Juga: Dukung Pernyataan Bang Yos Soal TKA China, Roy Suryo: Jadi Ini Sis Grace Bela Apa?

Adapun pernyataan Bang Yos terkait TKA Cina ialah sebagai berikut. 

"Kok kita nggak sadar-sadar gitu loh. Bukan apa, saya orang intelijen, saya bisa membaca. Pegawai-pegawai itu yang di Kalimantan, di Sulawesi, sampai Papua nggak akan pernah kembali ke sana. Pasti di sini," ungkapnya dalam video yang diunggah di kanal Youtube Refly Harun.

"Di Tiongkok punya anak dua, yang anak kedua ini kayak yatim piatu diperlakukannya oleh pemerintah. Nah di sini dia bikin anak sebanyak-banyaknya. Artinya, jangan sampai kita ini nggak sadar-sadar akhirnya mereka yang mayoritas, bukan kita," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: