Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Malang, Kementan Gelar Pengobatan Sapi Gejala Klinis PMK

Di Malang, Kementan Gelar Pengobatan Sapi Gejala Klinis PMK Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Malang -

Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar pengobatan sapi bergejala klinis PMK di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (30/5/2022). Pengobatan massal ini merupakan rangkaian kerja kementan dalam menangani penularan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) terhadap hewan ternak di wilayah Jawa Timur.

Direktur Kesehatan Hewan Kementan, Nuryani Zainuddin mengatakan bahwa sapi-sapi yang ada di Jawa Timur jumlahnya mencapai 12.990 yang terdiri dari 340 sapi perah dan 12.643 sapi potong. Dari sekian banyak sapi tersebut, 63 ekor di antaranya terindikasi memiliki gejala klinis PMK.

Baca Juga: Ratusan Hewan Ternak di Magetan Positif Terjangkit PMK

"Sapi-sapi yang memiliki gejala ada di 3 desa, masing-masing di Desa Baturetno, Desa Dengkol, dan Desa Ardimulyo. Semua kami obati dengan obat simptomatis, antibiotik dan pemberian vitamin," ujar Nuryani, dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (2/6/2022).

Menurut Nuryani, berdasarkan pengamatan di lapangan banyak hewan ternak yang mulai menunjukan kesembuhan. Diketahui, kegiatan ini juga dilakukan serentak di semua kabupaten dan kota se-Indonesia.

"Selain pengobatan massal kami juga memberikan sosialisasi kepada peternak dan masyarakat agar rajin-rajin membersihkan kandang dengan air bersih dan disinfektan," katanya.

Baca Juga: Imbas Wabah PMK, Harga Sapi di Kalimantan Selatan Mulai Naik

Nuryani mengatakan, semua kegiatan dilakukan bersama dinas terkait, unsur Polri, TNI, dan para dokter kesehatan hewan yang berasal dari Puskeswan. Nuryani optimis kegiatan ini dapat memberikan dampak besar terhadap kesehatan hewan Indonesia.

"Yang terpenting masyarakat jangan panik karena kita semua ada di lapangan. Kami terus bekerja dan siap siaga," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: