Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Riset Perilaku Konsumen E-Commerce, Transaksi Digital dan PayLater Makin Diminati

Riset Perilaku Konsumen E-Commerce, Transaksi Digital dan PayLater Makin Diminati Kredit Foto: Unsplash/Rupixen
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonomi digital di Indonesia terus memperlihatkan pertumbuhan yang positif dan industri e-commerce terus mendorong pertumbuhannya. Guna mengetahui perilaku konsumen e-commerce dan penggunaan transaksi digital yang makin berkembang, Kredivo dan Katadata Insight Center kembali meluncurkan riset tahunannya bertajuk "Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia".

Di tahun ketiganya ini, riset ini memanfaatkan data primer dengan 16 juta sampel transaksi pembayaran yang berasal dari 1,5 juta sampel pengguna Kredivo di lima e-commerce terbesar di Indonesia selama 2021 dan survei dengan lebih dari 3 ribu responden dari berbagai wilayah Indonesia.

Baca Juga: Akuisisi SingPost, ADA Perluas Solusi E-commerce di Asia Pasifik

VP Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari, dalam peluncuran laporan "Perilaku Konsumen E-Commerce Indonesia", Kamis (02/06) mengungkapkan, hasil riset Kredivo bersama Katadata Insight Center ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pelaku e-commerce beserta para pelaku pendukung ekosistem yang terkait agar dapat mengatur strategi terbaik untuk pertumbuhan industri e-commerce dan lebih jauh lagi, pertumbuhan ekonomi digital.

"Kami optimis bahwa ke depannya, layanan kredit digital yang fleksibel, terjangkau, dan aman dapat berkontribusi pada pertumbuhan industri e-commerce Tanah Air sekaligus mendorong ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia," ujarnya.

Beberapa temuan menarik lainnya dari riset ini di antaranya:

  • Hasil riset menunjukkan tren berbelanja online yang makin menjadi preferensi masyarakat Indonesia dengan jangkauannya yang makin inklusif, terutama di daerah dengan populasi lebih rendah. Dibandingkan 2020, jumlah transaksi dan nilai transaksi e-commerce di kota-kota tier 2 mengalami peningkatan dengan jumlah transaksinya meningkat dari 31% menjadi 34%, sedangkan nilai transaksinya meningkat dari 28% di 2020 menjadi 30% di 2021;
  • Inklusivitas layanan digital juga terlihat dari peningkatan transaksi konsumen yang berumur lebih tua, konsumen kelompok umur 36-55 tahun mengalami peningkatan jumlah transaksi berbelanja online dengan konsumen umur 36-45 tahun meningkat dari 19% pada 2020 menjadi 23% pada 2021. Sementara, konsumen umur 46-55 tahun meningkat dari 3% pada 2020 menjadi 5% pada 2021;
  • Karena tingginya aktivitas digital selama pandemi, jumlah transaksi pulsa dan paket data meningkat dari 14% di tahun 2020 menjadi 23% di 2021. Sementara itu, gadget dan aksesoris menjadi kategori produk dengan nilai transaksi tertinggi dan meningkat hingga 66% dibanding tahun sebelumnya;
  • Laki-laki masih mendominasi transaksi di e-commerce. Pada tahun 2021, 62% jumlah transaksi dan 64% nilai transaksi berasal dari konsumen laki-laki. Selain itu, saat berbelanja online, konsumen laki-laki lebih banyak melakukan transaksi dan lebih banyak mengeluarkan uang dibandingkan konsumen perempuan;
  • Terdapat perbedaan preferensi barang yang dibeli konsumen laki-laki dan perempuan baik dalam hal jumlah maupun nilai transaksi. Konsumen laki-laki melakukan transaksi hampir dua kali lebih banyak untuk kategori otomotif dan elektronik, sementara perempuan lebih banyak untuk kebutuhan makanan, kesehatan dan kecantikan, serta fashion. Berdasarkan nilai transaksi, konsumen perempuan cenderung mengeluarkan uang lebih banyak dibandingkan konsumen laki-laki untuk produk-produk dengan harga lebih tinggi seperti komputer, gadget, dan elektronik;
  • Festival belanja online (Harbolnas) masih menjadi strategi efektif untuk menambah pengguna baru serta meningkatkan jumlah transaksi hingga 2 kali rata-rata transaksi harian.

Lebih lanjut, Head of Katadata Insight Center, Adek M. Roza menjelaskan, beberapa temuan riset tahun ini makin mengindikasikan inklusivitas layanan digital di Tanah Air. Selain itu, beberapa pola perilaku konsumen versi pandemi juga tetap terlihat dan mengalami peningkatan, seperti kebutuhan pulsa serta gadget.

"Kami juga melihat bahwa konsumen makin nyaman dan percaya dalam menggunakan layanan keuangan digital untuk bertransaksi di e-commerce, salah satunya melalui Paylater yang mengalami kenaikan cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Kami berharap, riset tahunan ini dapat menjadi panduan bagi para pelaku industri digital dan instansi pemerintah terkait untuk memperkuat infrastruktur digital sehingga jangkauan dan layanan e-commerce makin inklusif dan aksesibel di seluruh wilayah Indonesia," jelasnya.

Sementara itu, Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) sekaligus Ekonom, Bhima Yudhistira mengatakan, di tengah percepatan digitalisasi di Indonesia, peran e-commerce dan layanan keuangan digital seperti Paylater mampu mendorong penetrasi layanan digital secara lebih luas.

"Hal ini tentu menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia yang saat ini memiliki potensi yang besar. Ke depannya, saya melihat jika tren positif ini terus tumbuh, maka pemerataan ekonomi di berbagai wilayah Indonesia dapat terealisasi lebih cepat yang didukung dengan pemanfaatan ekosistem digital," tutupnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: