Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kebut Jalur Kereta Api Pertama di Sulawesi, Kemenhub: Akan Beroperasi Oktober 2022

Kebut Jalur Kereta Api Pertama di Sulawesi, Kemenhub: Akan Beroperasi Oktober 2022 Kredit Foto: Kemenhub
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perbuhungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) melaporkan pengerjaan jalur kereta api pertama di Pulau Sulawesi segmen 3 (tiga) yang telah mencapai rata-rata di atas 84% untuk jalur di wilayah Kabupaten Maros dan 94% untuk wilayah Kabupaten Pangkep.

Kepala Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan Andi Amanna Gappa menyebut bahwa penyelesaian pembangunan jalur kereta api tersebut masih sesuai jadwal dan optimis dioperasikan pada bulan Oktober 2022. 

Baca Juga: Hutama Karya Garap Proyek Pembangunan Jalur Kereta Api Medan-Binjai

"Kami sampaikan apresiasi kepada masyarakat dan seluruh pihak yang telah berpartisipasi serta mendukung pembangunan jalur kereta api ini," ungkap Gappa.

Gappa menyebut, dukungan masyarakat dan Pemerintah Daerah memiliki peran penting dalam mewujudkan pembangunan, mengingat bahwa proses panjang dalam penyelesaian pengadaan tanah.

Baca Juga: Selama Lebaran, 48% Pemudik Kereta Gunakan KAI Access

Lebih lanjut Gappa menyampaikan, bahwa saat ini pihaknya telah menyelesaikan pembangunan jalur untuk Segmen I sepanjang 16,1 KM, Segmen II sepanjang 26,1 KM, dan saat ini sedang dalam penyelesaian Segmen III sepanjang 67,1 KM dari Kabupaten Pangkep - Kabupaten Maros. 

"Di samping pembangunan jalur mainline, juga dibangun siding track untuk akses menuju stasiun pelabuhan terpadu di Garongkong sepanjang 4,7 km dan siding track menuju Tonasa sepanjang 9,7 km oleh KPBU," jelas Gappa. 

Pembangunan siding track pada proyek ini dimaksudkan untuk menyediakan akses dari pusat-pusat produksi menuju pelabuhan guna mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan setempat. Sebab, kawasan Maros-Barru memiliki potensi ekonomi yang cukup besar. Pada Mei 2022 dilaporkan bahwa potensi semen yang dapat diangkut 6.000 - 10.000 ton/bulan dari Tonasa dan hampir 3,5 juta ton/tahun dari Bosowa menuju Pelabuhan Garongkong dengan menggunakan kereta api

Selain potensi angkutan semen, jalur kereta api ini juga diharapkan dapat memaksimalkan potensi pariwisata di kawasan Maros-Barru. "Kawasan ini terkenal dengan wisata geopark, pantai, hingga kuliner yang sangat berpotensi menarik wisatawan jika terhubung dengan kereta api," urai Gappa. Gappa berharap saat jalur ini dioperasikan pada Oktober 2022, dapat merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.

Baca Juga: Kemenhub Dorong Penggunaan Stiker Pemantul Cahaya pada Kendaraan, Ini Alasannya

Pengoperasian jalur kereta api Makassar-Parepare Tahap I pada Oktober 2022 nanti akan dibuka untuk angkutan penumpang pada ruas Stasiun Barru hingga Stasiun Marros sepanjang 71 km, dan untuk angkutan barang pada ruas Stasiun Ramang-Ramang hingga Stasiun Garongkong sepanjang 80 km.

Secara bertahap, pengoperasian akan diteruskan untuk angkutan barang pada ruas Tonasa-Garongkong sepanjang 57 km dan untuk angkutan penumpang pada ruas Stasiun Palanro hingga Stasiun Mandai sepanjang 102 km pada Maret 2023.

Baca Juga: Ditjen Hubla Kemenhub Gelar Latihan Tanggap Darurat Tabrakan Bersama dengan PCG dan JCG

"Saat ini kami masih fokus kepada penyelesaian segmen 3 untuk ruas Pangkep-Maros, mudah-mudahan pada tahun anggaran ini dapat diselesaikan dan segera dioperasikan agar dapat dilanjutkan dengan kegiatan pengadaan tanah untuk membangun jalur kereta api menuju Kota Makassar," tutup Gappa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: