Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Memanas! Pemimpin Khilafatul Muslimin Berkata Tegas soal Tuduhan Radikalisme

Memanas! Pemimpin Khilafatul Muslimin Berkata Tegas soal Tuduhan Radikalisme Kredit Foto: Reuters/Kacper Pempel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemimpin Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja buka suara menanggapi tudingan kelompoknya dikaitkan dengan radikalisme hingga terorisme. Dia dengan tegas menyatakan tidak mengajarkan radikalisme kepada anggotanya.

Pernyataan itu disampaikan Abdul Qodir di Kompleks Khilafatul Muslimin, Karang Sari, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan.

Baca Juga: Soal Konvoi Suarakan Khilafah, Pengamat Ini Beda dengan Lain: Belum Mengarah ke Terorisme, Jangan...

"Khilafatul Muslimin sama sekali tidak mengajarkan tentang radikalisme, terorisme, intoleran," ucapnya diberitakan JPNN Lampung pada Sabtu (4/6/2022).

"Kalaupun ada yang menuduh demikian, saya pastikan tidak benar," lanjut Abdul Qodir. Pria yang konon pernah ditangkap Densus 88 Antiteror Polri itu menyebut kelompoknya sangat menjunjung nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika serta NKRI.\

"Pancasila ini sama seperti Piagam Madinah yang menyatukan antara umar muslim dengan beberapa golongan, di sini pun sama, kami menjunjung nilai NKRI bersama agama lain," tutur Abdul Qodir.

Bicara soal aksi konvoi motor kelompok Khilafatul Muslimin di Jakarta, dia menyebutnya sebagai bagian dari syiar.

Diketahui, aksi konvoi yang membawa atribut Kebangkitan Khilafah itu viral di media sosial.  "Itu sengaja agar bisa menghilangkan dari pemikiran yang keliru," tegasnya.

Abdul Qodir Hasan Baraja lantas meluruskan maksud khilafah yang dia maksud.

"Khilafah ini bukan bentuk negara, atau ingin merebut kekuasaan, bahwa ada yang menyebutkan khilafah itu perang, itu semua tidak benar," ucapnya.

Dia menerangkan khilafah adalah salah satu cara dalam mempersatukan muslim serta mengajak untuk mencintai Indonesia.

"Khilafatul Muslimin tidak ada niatan untuk menentang Undang-undang, Pancasila," kata Abdul Qodir Hasan Baraja.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: