Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan dividen BUMN untuk negara dapat terus meningkat seperti saat sebelum pandemi Covid-19.
Erick mengatakan kondisi pandemi membuat BUMN tidak dapat berkontribusi maksimal dalam menyumbang setoran kepada negara. Erick menyampaikan, dividen BUMN secara konsolidasi pada 2019 atau sebelum pandemi tercatat sebesar Rp 50 triliun dan mengalami penurunan menjadi Rp 44 triliun pada 2020.
"2021 yang awalnya ditargetkan bisa Rp 40 triliun, saya waktu itu mohon maaf karena covid turun menjadi Rp 29,5 triliun," ujar Erick usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (7/6).
Berkat kerja keras, transformasi, dan perbaikan model bisnis, Erick mengatakan target dividen pada 2022 yang hanya sebesar Rp 36,4 triliun justru melebihi target dengan Rp 40 triliun atau sedikit lebih kecil dari dividen pada 2020.
"Kita meyakini tahun depan kita akan kejar mencapai Rp 43 triliun atau Rp 45 triliun atau sama dengan 2020. Tapi di 2024 kita ingin dorong lebih tinggi di atas Rp 50 triliun," ucap Erick.
Tak hanya dividen, ucap Erick, Kementerian BUMN juga berhasil menekan utang dan modal BUMN hingga ke 35 persen dari sebelumnya yang bercokol di angka 39 persen. Erick mengatakan, perbaikan kinerja juga mendorong pertumbuhan valuasi BUMN.
"Kita lihat sekarang perusahaan-perusahaan BUMN, empat BUMN saja, Telkom, Mandiri, BNI, BRI, sekarang sudah mencapai valuasi Rp 1.600 triliun secara aset. Mereka juga dividennya terus naik," kata Erick.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: