Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ada Bendera Tauhid saat Deklarasi Dukung Anies Jadi Presiden, Omongan Orang PSI Nggak Kira-kira

Ada Bendera Tauhid saat Deklarasi Dukung Anies Jadi Presiden, Omongan Orang PSI Nggak Kira-kira Kredit Foto: Instagram/Mohamad Guntur Romli
Warta Ekonomi, Jakarta -

Politisi Partai Solidaritas (PSI) Mohamad Guntur Romli tertawa melihat perilaku dari pendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan yang sempat bersitegang saat acara deklarasi Anies sebagai capres karena adanya bendera mirip simbol Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Guntur menyoroti sikap panitia yang tiba-tiba emosi dan meminta bendera itu untuk segera disingkirkan. Padahal, kelompok pendukung Anies sendiri beranggapan bendera tersebut merupakan bendera tauhid, bukan bendera milik organisasi terlarang HTI.

"Katanya itu bendera tauhid, bukan Bendera HTI, tapi kok disingkirkan? kata Guntur sambil tertawa, dikutip dari Twitter pribadinya @GunRomli, Kamis (9/6/2022).

Baca Juga: Ribut Soal Bendera HTI di Acara Dukung Anies Baswedan, Polisi Turun Tangan!

Guntur menuturkan, para pendukung Anies biasanya menyebut orang yang takut dengan kalimat tauhid itu berasal dari kalangan iblis atau setan. Peristiwa penurunan bendera tauhid saat deklarasi Anies sebagai capres jadi alasan mengapa Guntur menuding pendukung Anies itu seperti iblis dan setan.

"Kata antum hanya setan, iblis takut pada bendera tauhid, tapi kok bendera tauhid disingkirkan dari deklarasi dukung pencapresan Anies, jadi Antum setan iblis?" tukasnya.

Lebih anehnya lagi, panitia dalam acara deklarasi Anies sebagai capres itu justru mengkait-kaitkan bendera tauhid dengan citra politik sang gubernur. Mereka khawatir keberadaan bendera tauhid dalam acara tersebut akan merusak dan memperburuk nama baik Anies Baswedan di muka umum.

"Jadi antum lebih sayang Pak Anies daripada bendera tauhid? Bahlul murakkab antum," tukas Guntur.

Menurutnya, persoalan akan berbeda apabila yang menurunkan bendera tersebut adalah Banser atau GP Ansor yang dimiliki oleh Nahdlatul Ulama. Pasti kelompok yang lebih moderat ini akan dituding telah melakukan perbuatan yang nista.

"Coba yang nyingkirin Banser, Ansor pasti langsung dituding menista bendera tauhid. Kalau mereka yang singkirkan bilang sayang Pak Anies," tandasnya.

Polemik ini bermula ketika sekelompok massa yang menamakan diri Majelis Sang Presiden menggelar acara bertajuk "Mendeklarasikan Anies Baswedan Sebagai Presiden RI 2024-2029", di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (8/6/2022).

Acara tersebut berlangsung panas karena diwarnai aksi pengibaran empat bendera tauhid. Pihak panitia tak terima karena bendera tersebut mirip dengan simbol kelompok HTI. Hingga akhirnya hal ini jadi bahan hangat yang dibincangkan oleh khalayak banyak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: