Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masih Tersandera Komoditas, Indonesia Harus Mulai Tingkatkan Ekspor Produk Olahan

Masih Tersandera Komoditas, Indonesia Harus Mulai Tingkatkan Ekspor Produk Olahan Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia perlu meningkatkan ekspor produk olahan dan tidak menggantungkan ekspornya pada komoditas. Dibutuhkan upaya terstruktur untuk pelan-pelan menggeser komoditas sebagai andalan ekspor.

"Sekitar 45% ekspor Indonesia berbasis komoditas yang harganya fluktuatif dan sangat bergantung dengan dinamika yang terjadi di seluruh dunia. Bergantung pada komoditas menyebabkan kinerja perdagangan dipengaruhi oleh fluktuasi harga dunia.,” jelas Senior Fellow Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Deasy Pane.

Konflik Rusia-Ukraina, walaupun tidak berpengaruh langsung terhadap volume perdagangan Indonesia, berpengaruh signifikan pada pergerakan harga komoditas yang akan mempengaruhi nilai perdagangan Indonesia.

Tingginya harga komoditas akan berpengaruh pada capaian ekspor Indonesia. Namun tidak mencerminkan kualitas dan daya saing produk Indonesia, serta hanya bersifat sementara.

Dalam dua dekade terakhir kontribusi ekspor Indonesia ke dunia stagnan di angka 0,9%. Sementara itu, pelaku usaha industri yang terlibat dalam kegiatan ekspor juga hanya sekitar 18%, yang menunjukkan sebagian besar pelaku usaha Indonesia berorientasi domestik.

Selain itu, untuk memberikan nilai tambah pada produk lokal, Indonesia masih membutuhkan impor bahan baku, terutama yang tidak dapat dipenuhi dari dalam negeri.

Menurunnya nilai impor justru perlu diperhatikan karena berarti ada penurunan kinerja industri. Dalam konteks pandemi, industri tidak mampu beroperasi secara penuh atau bahkan menghentikan produksi dan mengurangi jumlah tenaga kerja.

Baca Juga: Emiten Sawit Ini Menebar Dividen Segede Rp847 Miliar

Ia melanjutkan, tingginya aktivitas perdagangan internasional akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan produktivitas nasional. Defisit neraca perdagangan memang dapat berdampak negatif pada kestabilan moneter Indonesia.

“Namun pembatasan terhadap aktivitas perdagangan baik ekspor dan impor akan mempengaruhi aktivitas pelaku usaha dan industri serta mempengaruhi daya beli masyarakat,”pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Bagikan Artikel: