Penetrasi Asuransi Masih Rendah, Asuransi Sinar Mas Bakal Serius Garap Potensi Bisnis di Solo
PT Asuransi Sinar Mas (ASM) menyatakan berencana untuk memperbesar bisnisnya di Jawa Tengah khususnya wilayah Solo. Hal ini melihat masih besarnya pasar di daerah yang dipimpin oleh Gibran Rakabuming sebagai Wali Kota tersebut.
Pimpinan Wilayah 2 PT Asuransi Sinar Mas Widodo Septiadi mengungkapkan jika kota Solo menjadi wilayah potensial bagi perusahaan melihat kontribusi yang dihasilkan. “Secara Jawa Tengah, Solo itu nomor 3, pertama Semarang, kedua Yogyakarta dan ketiga Solo. Dari sisi produk yang terbesar motor dan mobil, kedua properti, ketiga yang lain-lain perdagangan,” ucap Widodo, usai acara Literasi Keuangan yang diselenggarakan Asuransi Sinar Mas, di Solo, Sabtu (11/6/2022).
Baca Juga: Targetkan Produk Paydi Meluncur Tahun Ini, Asuransi Sinar Mas Optimis Bisa Cetak Premi Rp20 Triliun
Ia menyebutkan jika saat ini untuk wilayah Solo kontribusi terbesar masih diperoleh dari asuransi kendaraan bermotor. Tidak tanggung-tanggung, produk asuransi kendaraan bermotor disebut memberikan kontribusi hingga sebesasr 30%.
“Di Solo pertumbuhan bisnis, average di angka 30% untuk tahun 2022. Angka 30% itu secara overall memang yang terbesar mobil dan motor untuk Jawa tengah itu di DIY dan solo termasuk,” jelasnya.
Menurut Widodo, angka tersebut bisa lebih tinggi lagi jika saja rantai supply dan demand di sektor otomotif tidak terhambat. “Berdasarkan industri otomotif angka itu bisa lebih besar karena demand masyarakat untuk beli kendaraan motor sudah tumbuh, hanya saja supply unitnya yang terhambat sehingga pergerakan kita agak tersendat,” jelasnya.
Baca Juga: Pentingnya Penetrasi Teknologi Digital di Industri Asuransi
Namun, lanjut Widodo, perusahaan ke depan akan lebih menggencarkan pengembangan asuransi di sektor perdagangan, asuransi kredit dan marine cargo.
“Kenapa saya gak sebut properti, karena kalau properti karena semua terpusat di Jakarta. Memang banyak pabrik industri tekstil dan furniture, tapi head quater-nya ada di Jakarta. Sedangkan di daerah lebih ke arah bagaimana proses business to businness yaitu perdagangan. Jadi marine cargo, perdagangan, asuransi kredit dan segala macam,” ungkapnya.
Sementara itu, Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) disebutkan bahwa tingkat literasi sektor asuransi masih relatif kecil hanya 19,40% dan indeks inklusinya sebesar 13,15%. Padahal, tingkat literasi dan inklusi keuangan berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan oleh OJK tahun 2016-2019, terdapat peningkatan dari yang sebelumnya tingkat literasinya adalah 29,66%, meningkat menjadi 38,03%. Dari sisi inklusi keuangan meningkat dari sebelumnya 67,82% menjadi 76,19%.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor OJK Surakarta Eko Yunianto, menuturkan bahwa dari angka tersebut menunjukkan bahwa sektor asuransi masih dapat berkembang lebih besar sehingga mampu mencapai target inklusi keuangan tahun 2024, sebagaimana yang telah dicanangkan oleh pemerintah sebesar 90%.
“Wilayah Solo Raya masih memiliki peluang yang besar pada industri asuransi sehingga memang perlu mendapatkan perhatian bersama agar pemahaman keuangan dan askses masyarakat terdahap produk dan layanan produk asuransi dapat meningkat di masa-masa yang akan datang” lanjut Eko Yunianto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: