Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Daerah Mulai Mewaspadai Penyebaran Subvarian Omicron

Daerah Mulai Mewaspadai Penyebaran Subvarian Omicron Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi secara nasional mulai diantisipasi oleh pemerintah daerah, termasuk di Kota Tasikmalaya. Apalagi, kasus di Kota Tasikmalaya juga mengalami kenaikan dalam dua pekan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra, mengatakan, pihaknya telah mendapat informasi bahwa lonjakan kasus secara nasional disebabkan subvarian omikron BA.4 dan BA.5.

Namun, menurut keterangan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), gejala subvarian itu tak jauh berbeda dengan varian omikron. Kenaikan kasus yang terjadi juga masih dalam tahap terkendali.

"Kami telah menginformasikan agar masyarakat tetap tenang, beraktivitas seperti biasa, tapi tetap tak sembrono. Tetap taati prokes ketat mau di dalam ruangan maupun di luar ruangan harus menggunakan masker, menjaga jarak, dan cuci tangan," kata dia saat Rabu (15/6/2022).

Ia juga meminta masyarakat yang sakit untuk menahan diri dengan tetap berada di rumah. Apabila mengalami gejala sakit seperti influeza, masyarakat diimbau dapat melakukan tes antigen yang tersedia di puskemas secara gratis.

Sementara itu, Asep menambahkan, pihaknya juga mulai menyiapkan kebutuhan obat-obatan dan vitamin apabila terjadi lonjakan kasus Covid-19. Dengan begitu, ketika dibutuhkan, obat dan vitamin itu tinggal didistribusikan ke puskesmas atau rumah sakit.

Ihwal kasus aktif di Kota Tasikmalaya, Asep mengungkapkan, terjadi kenaikan dalam dua pekan terakhir. Saat ini, terdapat lima kasus aktif di Kota Tasikmalaya. Namun, seluruh pasien Covid-19 yang ada saat ini menjalani isolasi mandiri.

"Peningkatannya kalau di nasional memang tinggi hampir 900 kasus, tapi kebanyakan tak bergejala," kata dia. Karena itu, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tetap menjadi salah satu upaya pencegahan yang harus digencarkan, sehingga ketika ada yang terpapar Covid-19, potensi munculnya gejala berat dapat diminimalisir.

Namun, menurut Asep, minat masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi mulai berkurang, khususnya untuk vaksinasi dosis ketiga atau booster.

Kendati demikian, pihaknya tetap berupaya meningkatkan cakupan vaksinasi di Kota Tasikmalaya. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan vaksinasi di ruang publik, seperti mal.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya hingga 15 Juni 2022, cakupan vaksinasi dosis pertama telah mencapai 102,39 %. Sememtara cakupan vaksinasi dosis kedua mencapai 81,41%. Namun untuk booster baru mencapai 33,94 persen.

Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, Titie Purwaningsari, mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih belum menutup ruang isolasi. Sebagian ruang isolasi di rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya masih disiagakan. Hanya saja, jumlah ruangan yang disiagakan sudah dikurangi.

Ia menyebutkan, ruangan yang disiagakan untuk tempat isolasi di RSUD dr Soekardjo hanya Ruang Tulip dan Ruang Bougenville. Jumlah tempat tidurnya sekitar 40 unit.

"Kalau Ruang Mitra Batik saat ini digunakan untuk pasien umum. Karena setelah Covid-19 banyak penyakit lain yang butuh penanganan juga," kata dia

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: