Tujuan reshuffle kabinet salah satunya sebagai langkah memperlebar pengaruh politik Jokowi. Hal itu dikatakan Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur, Dr Ahmad Atang.
Sejumlah menteri dan wakil menteri yang diangkat yaitu Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan (menggantikan Muhammad Lufti), Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (menggantikan Sofyan Djalil).
Baca Juga: Gegara Formula E, Anies Baswedan Disebut Tutup-Tutupi Masalah yang Ada
Selain itu Raja Juli Antoni sebagai Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (menggantikan Surya Tjandra), John Wempi Wetipo sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri dan Afriansyah Noor sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan.
"Upaya merangkul kekuatan baru sebagai langkah memperlebar pengaruh politik Jokowi," katanya ketika dihubungi di Kupang, Jumat, menanggapi perombakan Kabinet Indonesia Maju yang dilakukan Presiden Jokowi.
Menurutnya, perombakan kabinet yang dilakukan Jokowi bukan sesuatu yang luar biasa karena telah diprediksi sebelumnya yakni merangkul kekuatan baru.
Posisi profesional dalam kabinet secara signifikan dikurangi dan memperbanyak para politisi.
Kabinet kali ini didominasi kader maupun ketua umum partai politik.
Kenyataan ini, kata dia tidak bisa dihindari sebagai konsekuensi dari politik berbasis koalisi.
Baca Juga: Banyak DPW Partai NasDem Dukung Anies Baswedan, Surya Paloh Tak Perlu Pikir-Pikir Lagi
Dengan masuknya Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dalam koalisi memperlihatkan bahwa Jokowi telah berhasil merangkul kawan dalam gerbong kekuasaan.
Walaupun demikian, perombakan kabinet ini lebih untuk membagi kekuasaan ketimbang mengatasi masalah bangsa," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Adrial Akbar