Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jenderal Rusia: Amerika Gunakan Metode Kriminal di Ukraina Sama Seperti di Suriah

Jenderal Rusia: Amerika Gunakan Metode Kriminal di Ukraina Sama Seperti di Suriah Kredit Foto: Reuters/Stringer
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat menggunakan metode yang sama untuk membawa nasionalis berkuasa di Ukraina yang mereka gunakan sebelumnya di Suriah.

Kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev pada Kamis (16/6/2022) mengatakan tujuan dan upaya mereka untuk menggulingkan otoritas yang sah melalui radikal Islam.

Baca Juga: Jika Indomie Tolok Ukurnya, Perang di Ukraina Bisa Bikin Anak Kos Pusing, Ini Lho Penyebabnya!

"Negara-negara Barat dan Amerika menggunakan metode kriminal yang sama yang mereka gunakan pada 2011 untuk memicu konflik di Suriah. Saat itu, Barat mendukung dan mempersenjatai teroris, yang secara ideologis dimotivasi oleh Islamisme radikal untuk menggulingkan pemerintah yang tidak diinginkan," kata Mizintsev dalam pertemuan bersama dari markas koordinasi antar-lembaga Suriah dan Rusia.

"Hal yang sama di Ukraina," katanya, dikutip laman Tass.

"Dengan memperkenalkan ideologi neo-nasionalis ke bagian radikal masyarakat Ukraina, AS dan satelitnya telah membawa kekuatan ke dalam kekuasaan, yang memfasilitasi berkembangnya ide-ide fasisme," imbuh Mizintsev.

Saat ini, negara-negara Barat berusaha untuk memperpanjang konflik selama mungkin dengan memompa Ukraina dengan semua jenis senjata, sang jenderal percaya.

Dia menunjukkan bahwa, selama delapan tahun bencana kemanusiaan di Donbass, lebih dari 6,5 juta orang menjadi sasaran pelanggaran hak asasi manusia. Lebih dari 14.500 orang tewas dalam penembakan harian oleh pasukan Ukraina, yang juga menghancurkan lebih dari 4.100 dan merusak lebih dari 55.000 objek infrastruktur dan bangunan tempat tinggal.

Lebih dari 1,4 juta pengungsi bermigrasi dari Donbass ke Rusia, dan lebih dari 3,6 juta orang terpaksa bersembunyi di ruang bawah tanah.

"Negara-negara yang disebut Barat beradab, dipimpin oleh Amerika Serikat, dengan sengaja mengabaikan semua itu, menunjukkan ketidaktahuan total terhadap nasib jutaan penduduk Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk," sang jenderal menggarisbawahi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: