Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Hanya Banjiri Sektor Ekonomi Kreatif, Anak Muda Juga Mulai Lirik Social Kreatif

Tak Hanya Banjiri Sektor Ekonomi Kreatif, Anak Muda Juga Mulai Lirik Social Kreatif Kredit Foto: Tangkapan Layar Youtube Indonesia Youth Diplomacay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saat ini banyak anak muda yang ingin berkecimpung di sektor ekonomi kreatif dan beberapa di antaranya terlibat dalam usaha sosial kreatif. Hal ini pun menjadi fokus dalam Youth 20 (Y20) mengakhiri Pra-KTT Ke-4

Menanggapi kondisi tersebut, Head of Arts and Creative Industries of British Council Indonesia, Camelia Harahap mengatakan bahwa usaha sosial kreatif turut membantu mewujudkan inklusi, khususnya berkaitan dengan penciptaan pekerjaan yang layak untuk semua. 

“Usaha sosial-kreatif menciptakan pekerjaan untuk anak muda, perempuan, dan penyandang disabilitas lebih cepat dari sektor lainnya. Banyak usaha sosial-kreatif di Indonesia yang dipimpin oleh anak muda cenderung fokus mewujudkan SDGs, khususnya SDGs ke-8 yakni menciptakan pekerjaan yang layak,” ungkap Camelia secara daring, pada talk show Pra-KTT Ke-4 Y20, di Manokwari, Papua Barat, pada Minggu (19/6/2022). 

Baca Juga: Resmi Dibuka, Pra-KTT Ke-4 Y20 Fokus Bahas Keberagaman dan Inklusi

Pendiri Fingertalk, Dissa Ahdanisa menjelaskan, ada 11 juta penyandang disabilitas di Indonesia. Sebanyak 1,5 juta di antaranya merupakan anak muda kurang mampu dengan akses terbatas terhadap pendidikan formal dan peluang kerja. Minimnya lapangan kerja bagi penyandang disabilitas mendorong Dissa untuk mendirikan Fingertalk, sebuah kafe yang khusus mempekerjakan individu tunarungu. Di kafe ini, pelanggan memesan makanan dan minuman dengan bahasa isyarat. 

"Tak kenal, maka tak sayang. Kita harus saling mengenal agar bisa melewati persepsi dan prasangka yang dimiliki,” jelasnya. 

Sementara itu, Chief Creative Officer Narasi Jovial da Lopez berbagi pengalamannya sebagai konten kreator, sebuah profesi yang kini banyak diminati anak muda. Lewat channel SkinnyIndonesian24, Jovial bersama adiknya Andovi membuat banyak konten-konten yang memperkenalkan budaya Indonesia kepada audiens global. Jovial mengatakan dirinya sempat tinggal di sejumlah negara sewaktu kecil karena ibunya adalah seorang diplomat. 

Baca Juga: Usung Tema Keberagaman dan Inklusi, Forum Y20 Resmi Membuka Pra-KTT Ke-4 di Papua

“Jika Anda adalah konten kreator, buatlah konten yang resonate dengan Anda. Sejak kecil, saya sudah terekspos mempromosikan Indonesia ke mana pun saya pergi. Semangat ini sepertinya masih berbekas saat kami membuat Youtube channel ini, tetapi kami mencoba untuk memodernisasi,” jelas Jovial. 

Sementara itu, Pichit Virankabutra selaku Deputy Director Thailand Creative Economy Agency menjelaskan pengembangan ekonomi kreatif meliputi tiga pilar, yakni talenta kreatif, bisnis kreatif, serta kawasan kreatif. Berbicara tentang pengembangan talenta kreatif, Thailand memiliki layanan inkubasi bisnis kreatif yang juga terhubung dengan lembaga pendidikan. 

“Jadi, ini akan langsung mengarahkan para siswa yang sedang mempelajari desain agar terhubung dengan sumber daya, program peningkatan kapasitas, dan lainnya,” jelas Pichit. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: