Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terkuak Alasan Penggerudukan Rumah Yusuf Mansur, Massa Beberkan Kronologi: Satu Dua Bulan Lancar

Terkuak Alasan Penggerudukan Rumah Yusuf Mansur, Massa Beberkan Kronologi: Satu Dua Bulan Lancar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejumlah warga yang menyebut dari jamaah Masjid Darussalam Kota Wisata, Bogor, Jawa Barat dan tergabung dalam Investasi Batubara Jabal Nur (IBJN) mendatangi kediaman Ustaz Yusuf Mansur (UYM) di kawasan Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Senin (20/6/2022). Kehadiran mereka merupakan buntut dari masalah investasi batu bara sejak 2009 yang tak kunjung menemui titik temu hingga saat ini.

Kuasa Hukum perwakilan warga Zaini Mustofa mengatakan, ada sekitar 15 warga Kota Wisata yang bertandang ke rumah UYM pada saat itu. Tidak hanya warga Kota Wisata, sejumlah warga yang mengaku dirugikan atas bisnis investasi UYM lainnya juga turut hadir.

Keputusan mendatangi kediaman UYM tidak begitu saja terjadi. Berdasarkan penjelasan yang disampaikan oleh Zaini, para warga Kota Wisata yang telah menginvestasikan dana dalam bisnis batu bara UYM telah menahan kekesalan selama lebih dari satu dekade.

Baca Juga: Diduga Nipu Rp46 M Hingga Rumahnya Digeruduk Massa, Yusuf Mansur Dicari Netizen: Di Mana Ente Tad?

Zaini menjelaskan, kasus investasi warga Kota Wisata itu berawal saat UYM datang ke Masjid Darusalam Kota Wisata untuk berceramah pada 2009 silam. UYM kemudian meminta waktu melakukan presentasi bisnis batu bara di masjid tersebut di hadapan sejumlah warga sekitar.

Dalam kesempatan itu, UYM mengaku sebagai salah satu Komisaris sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tambang batu bara yang berlokasi di Kalimantan Selatan, PT Adi Partner Perkasa. Zaini berujar, UYM menyampaikan mengalami kesulitan keuangan dan hendak menggandeng jamaah Masjid Darussalam untuk berinvestasi.

"Pada saat itu Ustaz Yusuf Mansur bilang bisnis tambang batu bara keuntungannya 28,4 persen. Dari keuntungan ini akan dibagi menjadi tiga. Dari 28,4 persen, separuhnya [sekitar 14 persen] untuk pengembangan Pondok Pesantren Darul Quran, 3 persennya untuk BMT Darussalam Madani koperasinya orang masjid sebagai manajemen tim atau pengelola, yang 11 persen menjadi hak para investor," tuturnya kepada Republika.co.id, Selasa (21/6/2022).

Baca Juga: Polisi Tanggapi Kejadian Penggerebekan Rumah Ustaz Yusuf Mansur: Situasi Kondusif, Tidak Ada Anarkis

Selang 1-2 hari setelah UYM presentasi, seorang Direktur Utama perusahaan tersebut bernama Ardiansyah datang ke Kota Wisata dan mengajak perwakilan warga meninjau lokasi di Kalsel. Setelah pulang dari Kalsel, BMT Darussalam membuat proposal bisnis tersebut, lalu para jamaah mulai melakukan investasi ke perusahaan UYM.

"Satu hingga dua bulan lancar banyak investasi, lalu kurang lebih delapan bulan sudah mulai gagal bayar. Para jamaah meminta pertanggungjawaban. Kira-kira 2010 UYM datang ke Legenda Wisata Gedung Serbaguna Global School, hampir 100 persen investor lengkap (hadir). Dia mengatakan: 'Bapak dan Ibu jangan ragu uang Anda akan saya kembalikan, tapi dengan cara mengangsur atau mencicil. Ternyata hanya beberapa bulan saja mencicilnya, dan yang menerima BMT lalu disalurkan ke investor tapi jumlahnya kecil sekitar Rp2 miliar, selanjutnya hilang tanpa jejak, tidak memperlihatkan batang hidung," jelasnya.

Sejak pertemuan itu, Zaini menyebut warga yang berinvestasi sudah tidak mendapatkan keuntungan sama sekali. Berdasarkan pengakuan Zaini, pada 2010 itu, ia mengusulkan untuk membawa kasus tersebut ke jalur hukum. Namun sebagian warga memberi masukan untuk bersabar terlebih dahulu karena takut uangnya justru tidak kembali.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: