Dari Laos, Lewati Thailand hingga Malaysia, Ternyata Ini yang Diinginkan Singapura
Singapura mulai mengimpor energi terbarukan dari Laos melalui Thailand hingga Malaysia pada Kamis (23/6/2022), setelah perjanjian pembelian listrik awal dua tahun ditandatangani antara Keppel Electric dan Electricite du Laos (EDL) milik negara Laos.
Proyek Integrasi Tenaga Listrik Laos-Thailand-Malaysia-Singapura (LTMS-PIP) akan mengimpor hingga 100 megawatt (MW) pembangkit listrik tenaga air terbarukan menggunakan interkoneksi yang ada, menandai perdagangan listrik lintas batas multilateral pertama yang melibatkan empat negara ASEAN.
Baca Juga: Perpindahan Orang Masif, Corona di Singapura Meroket 2 Kali Lipat, Bukan Kabar Baik
Ini setara dengan sekitar 1,5 persen dari permintaan listrik puncak Singapura pada tahun 2020, cukup untuk memberi daya pada sekitar 144.000 flat HDB empat kamar selama setahun.
Ini juga merupakan impor energi terbarukan pertama ke Singapura, kata Keppel Electric, EDL, Kementerian Energi dan Pertambangan Laos dan Otoritas Pasar Energi (EMA) dalam rilis berita bersama, lapor Channel News Asia.
Proyek ini, kata badan tersebut, akan menguntungkan keempat negara yang terlibat dengan memfasilitasi pengembangan pasar regional untuk perdagangan listrik, mempromosikan investasi, dan meningkatkan keamanan pasokan listrik regional dan daya saing biaya.
Ini juga akan berkontribusi pada tujuan keberlanjutan Singapura di bawah Rencana Hijau 2030 dengan memanfaatkan kelimpahan energi terbarukan dari wilayah tersebut.
Tujuan energi berkelanjutan Singapura mencakup dekarbonisasi sektor listriknya dan diversifikasi sumber pasokan energinya untuk meningkatkan keamanan.
LTMS-PIP berfungsi sebagai "pencari jalan" untuk mewujudkan visi yang lebih luas dari jaringan listrik ASEAN (APG), kata badan-badan tersebut.
APG akan memungkinkan perdagangan listrik multilateral di luar negara-negara tetangga di kawasan itu. Ini adalah "inisiatif regional utama untuk meningkatkan interkonektivitas, keamanan energi, dan keberlanjutan melalui interkoneksi listrik yang ada", tambah pernyataan bersama itu.
"Ini memberikan peluang untuk memanfaatkan sumber energi rendah karbon dan terbarukan di kawasan dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi dan meningkatkan keamanan dan stabilitas energi."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto