Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Heran Guyonan Ketum PDIP Dianggap Rasis, Tokoh NU Gus Nadir: Kalau Bu Mega yang Ngomong Jadi Rasis

Heran Guyonan Ketum PDIP Dianggap Rasis, Tokoh NU Gus Nadir: Kalau Bu Mega yang Ngomong Jadi Rasis Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sosok Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri kembali mencuri perhatian publik. Hal ini tak lepas dari pernyataannya yang dianggap kontroversial saat Rakernas II PDI Perjuangan.

Sebagai pengingat, Megawati sempat bercanda soal tidak ingin mendapat menantu seperti tukang bakso. Selain itu, Megawati juga sempat bercanda mengenai warna kulit orang Papua dengan membawa analogi "kopi-susu".

Baca Juga: Kriteria Mantu Megawati Bukan Tukang Bakso, Warganet Ramai Komentar: Aku Bangga Bapakku Tukang Bakso

Candaan yang disampaikannya di hadapan para kader PDIP, termasuk Presiden Joko Widodo dan Ketua DPR RI Puan Maharani, inilah yang menuai pro dan kontra di kalangan warganet. Banyak yang mengkritik Megawati karena dinilai telah menyampaikan guyonan bernuansa rasis. Namun, tidak sedikit juga yang membela Megawati dan menyebutnya sebatas candaan belaka.

Salah satunya adalah Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen, atau lebih akrab disapa Gus Nadir. Lewat akun Twitter-nya, Gus Nadir mengaku heran mengapa banyak yang salah paham dengan pernyataan Megawati tersebut.

"Ini kok banyak yang salah paham sih. Suasana cair dan akrab saat pembukaan Rakernas PDI Perjuangan. Bu Mega cerita soal guyon sama anak-anaknya tentang mencari jodoh. Plus kini sudah terjadi pernikahan antarsuku, termasuk di Papua -- hal yang baik sesuai Bhinneka Tunggal Ika. Mosok gak paham?" cuit pengelola akun Twitter Gus Nadir @na_dirs, Kamis (23/6/2022).

Gus Nadir Singgung Soal Polarisasi

Cuitan ini bukan satu-satunya pendapat yang disampaikan Gus Nadir terhadap candaan Megawati. Ia menyayangkan polarisasi yang terjadi di Indonesia saat ini membuat publik jadi sulit untuk menikmati candaan soal etnik.

"Dulu kita dengan santai bisa guyon soal etnik. Bahkan ada pelawak yang sengaja bergaya orang Betawi, Padang, Tegal, Batak, Sunda, Madura, dll. sambil menertawakan kekhasan etnik masing-masing," ujarnya, dikutip pada Jumat (24/6/2022).

"Kita menikmatinya. Era medsos komen soal Padang atau Papua, misalnya, siap-siap dibilang rasis," lanjutnya.

Gus Nadir menilai candaan Megawati masih di batas wajar, menganalogikannya dengan pertimbangan orang tua agar anaknya membawa pasangan yang bibit bebet bobotnya jelas.

"Faktanya, banyak yang gak mau anaknya nikah dengan profesi tertentu atau nikah dengan etnik tertentu atau di luar etniknya. Ayoo jujur ajaaa hahahaha Kalau ini tentu gak rasis. Kalau Bu Mega yang ngomong baru rasis," tutur Gus Nadir.

Karena itulah, Gus Nadir menilai kondisi Indonesia yang sangat terpolarisasi sudah begitu gawat. "Makanya sekarang suasananya jadi gak asyik. Polarisasi bangsa ini udah gawat," jelasnya di cuitan berikutnya. "Orang sudah gak bisa guyon, bahas santai soal apapun. Semuanya bisa digoreng dan dipersoalkan. Kita gak lagi menjadi diri sendiri. Kita hanya ngomong agar elektabilitas naik," pungkasnya.

Pendapat Gus Nadir Tuai Banyak Kritikan

Tidak semua warganet menyepakati apa yang disampaikan di akun Twitter Gus Nadir ini. Pasalnya, saat ini publik juga sudah memiliki pandangan berbeda termasuk dalam menyikapi isu rasisme.

"Standar moral tiap zaman berbeda n gak bisa disamain. Zaman sekarang kesadaran orang akan kesetaraan gender n tidak membully fisik kan udah semakin baik," komentar warganet.

"Ya rasis juga lah. Biar ortu sendiri yang ngomong juga tetep aja bilang rasis. Bukan dari masalah sikap adil atau nggak juga konsepnya, tapi di negara yang jelas-jelas multikultural dan multiras, pemimpin politik kalo omongan nyinggung SARA ya blunder banget," tutur warganet lain.

"((Guyon)) Masalahnya yang diguyoni terima apa nggak?" ujar warganet.

"Ngomong sebagai pejabat publik, diruang publik ... saya pikir ini adalah kekeliruan .." timpal yang lainnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: