Prospek 2022
Direktur CTBN, Saiful Mizra bin Kassim, menjelaskan aset perseroan naik 4,89% menjadi US$ 136,82 juta di 2021 dari tahun 2020 US$ 130,44 juta, ditopang naiknya aset lancar sebesar 11,80% menjadi US$ 85,14 juta.
“Salah satu komponen penopang pertumbuhan aset lancar adalah persediaan, seperti bahan baku dan barang dalam proses, yang meningkat 55,51% menjadi US$ 57,06 juta. Ini juga menggambarkan kesiapan kami untuk meningkatkan kinerja produksi pada masa mendatang,” kata Saiful.
Tahun ini, Fajar memaparkan tren pemulihan ekonomi mulai terjadi di dunia. IMF bahkan memprediksi perekonomian Indonesia akan melanjutkan pemulihan pada 2022 dengan pertumbuhan mencapai 5,6%, lebih tinggi dari realisasi 2021 3,69%. Bank Dunia dan OECD juga memprediksi pertumbuhan ekonomi RI lebih tinggi dari tahun sebelumnya, yakni 5,2%.
Baca Juga: Penjualan Eceran Mei 2022 Diprediksi Tetap Tumbuh Positif, Ini Buktinya
Ditambah lagi, di industri migas, harga minyak diprediksi bakal terus naik kecuali jika fundamental pasar berubah dan investasi global meningkat. Mengacu data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Pemerintah RI juga akan menyiapkan penawaran atau lelang Wilayah Kerja (WK) Migas sejumlah 12 WK di tahun ini demi menarik investor berinvestasi di sektor hulu migas RI.
“Kami meyakini dapat melanjutkan pertumbuhan berkelanjutan karena telah mendapatkan beberapa proyek infrastruktur hulu migas sifatya tahun jamak atau multiyears project,” jelasnya.
Dengan penguasaan pangsa pasar yang dominan, kata Fajar, perseroan meyakini nilai tambah industrialisasi akan menjadi keunggulan kompetitif. “Namun, kami sadari bahwa ancaman ekonomi terkait perang [Rusia-Ukraina] telah menjadikan tantangan tersendiri di tahun ini. Untuk itu, daya tahan kami akan kembali diuji untuk senantiasa siap dalam menghadapi perubahan dan penyesuaian proses yang diperlukan.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri