Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gak Terima Anies dan Ganjar Disebut Duet Pemersatu Bangsa, PDIP: Pemersatu Bangsa Itu Adalah...

Gak Terima Anies dan Ganjar Disebut Duet Pemersatu Bangsa, PDIP: Pemersatu Bangsa Itu Adalah... Ganjar Pranowo | Kredit Foto: Pemprov Jateng
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan pemersatu bangsa jangan dipersempit hanya sebatas figur.

Hasto menyampaijan hal itu untuk merespons usulan Ketum NasDem Surya Paloh soal duet pemersatu bangsa Anies-Ganjar kepada Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: PDIP Tegas Nyatakan Ogah Berkoalisi, Demokrat Singgung Penyebabnya, Ungkit Soal Harun Masiku

“Pemersatu bangsa itu adalah Pancasila. Jangan dipersempit pada urusan figur,” kata Hasto di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Sabtu (25/6).

Dia menyebutkan pemersatu bangsa Indonesia itu ialah ideologi negara, yaitu Pancasila.

Hasto bahkan menyebutkan Presiden Pertama RI Soekarno pernah menyampaikan kepada Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito bahwa Pancasila bisa menyatukan bangsa Indonesia.

“Bung Karno dan Presiden Tito ketika berdialog tentang legacy apa bagi bangsanya masing-masing, Bung Karno mengatakan Pancasila adalah pemersatu,” imbuhnya.

Baca Juga: Digadang-gadang Jadi Capres Pilihan PDIP, Puan Bilang Belum Ada Tanda, Tunggu Keputusan Megawati

Sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengakui turut memberikan usulan nama calon presiden dan calon wakil presiden kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Usulan itu diberikan sebagai salah satu upaya menghindari polarisasi pada Pemilu 2024.

Salah satu usulan nama capres-cawapres yang dipercaya bisa menghindari polarisasi politik masyarakat adalah Anies – Puan atau Anies – Ganjar.

Baca Juga: Terlihat Lebih Pro-Rusia Dibanding Ukraina, Jokowi Dikecam Aktivis Kemanusiaan, Disebut Tidak Adil!

“Itu, saya akui iya (mengusung nama pasangan capres-cawapres),” ujar Paloh di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 23 Juni 2022.

Dia menjelaskan NasDem sangat ingin polarisasi di masyarakat berakhir.

Surya Paloh mengatakan usulan nama pasangan capres-cawapres kepada Jokowi itu murni karena keinginannya menghadapi pemilu yang damai.

Baca Juga: Yenny Wahid dan Muhaimin Iskandar Saling Serang Bawa PKB, Tokoh NU Sampai Turun Tangan!

“Saya tidak punya subjektivitas. Untuk apa? Kan saya bukan kandidat. Kalian tahu itu,” kata Surya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: